KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas tuntunanNyalah hingga saya boleh
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terima kasih juga ingin saya sampaikan
kepada teman-teman dan juga guru saya, guru mata pelajaran KIMIA, Dra. Munawwarah yang sudah membimbing saya, hingga
tugas makalah ini boleh berjalan dengan baik.
KIMIA
adalah ilmu yang mempelajari tentang materi atau zat yang meliputi sifat fisis,
komposisi, perubahan, dan energi yang dihasilkan. Dalam ilmu KIMIA mempelajari tentang Radioaktif. Radioaktif itu sendiri
merupakan sifat suatu zat yang dapat memancarkan radiasi karena kondisi zat
yang tidak stabil. Makalah ini berisi tentang dampak penggunaan
Radioaktif dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, hampir
selalu tubuh kita terkena radiasi baik dari bumi maupun dari angkasa. Mungkin
kita belum begitu tahu apa saja dampak akibat dari penggunaan radioaktif ini.
Dalam makalah ini kita akan membahasnya lebih jauh.
Sungguh merupakan suatu kebanggaan dari penulis apabila
makalah ini dapat terpakai sesuai fungsinya, dan pembacanya dapat mengerti
dengan jelas apa yang dibahas didalamnya.
Segala kritikan dan saran yang membangun, sungguh sangat
diharapkan demi memperbaiki pembuatan makalah di kemudian hari. Selamat
membaca!
Penulis
DAFTAR ISI
PRAKATA……………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………2
BAB. I PENDAHULAN…………………………………………3
BAB. II PEMBAHASAN…………………………………………7
BAB. III PENUTUP
A.
Kesimpulan…………………………………………………..19
B.
Saran ………………………………………………………19
Dafar pustaka………………………………………………22
BAB I PENDAHULUAN
Tahukah anda bahwa di sekitar kita ternyata banyak sekali
terdapat radiasi? Disadari ataupun tanpa disadari ternyata disekitar kita baik
dirumah, di kantor, dipasar, dilapangan, maupun ditempat-tempat umum lainnya
ternyata banyak sekali radiasi. Yang perlu diketahui selanjutnya adalah sejauh
mana radiasi tersebut dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan kita.
Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu
cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan
medium. Beberapa contohnya adalah perambatan panas, perambatan cahaya, dan
perambatan gelombang radio. Selain radiasi, energi dapat juga dipindahkan
dengan cara konduksi, kohesi, dan konveksi. Dalam istilah sehari-hari radiasi
selalu diaso-siasikan sebagai radioaktif sebagai sumber radiasi pengion.
Secara garis besar ada dua jenis radiasi yakni radiasi
pengion dan radiasi bukan pengion. Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat
menyebabkan proses terlepasnya electron dari atom sehingga terbentuk pasangan
ion. Karena sifatnya yang dapat mengionisasi bahan termasuk tubuh kita maka
radiasi pengion perlu diwaspadai adanya utamanya mengenai sumber-sumbernya,
jenis-jenis, sifat-nya, akibatnya, dan bagaimana cara menghindarinya.
SUMBER
RADIASI
Berdasarkan asalnya sumber radiasi pengion dapat dibedakan
menjadi dua yaitu sumber radiasi alam yang sudah ada di alam ini sejak
terbentuknya, dan sumber radiasi buatan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk
berbagai tujuan.
Sumber
Radiasi Alam
Radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi alam disebut
juga sebagai radiasi latar belakang. Radiasi ini setiap harinya memajan manusia
dan merupakan radiasi terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja di
tempat yang menggunakan radioaktif atau yang tidak menerima radiasi berkaitan
dengan kedokteran atau kesehatan. Radiasi latar belakang yang diterima oleh
seseorang dapat berasal dari tiga sumber utama yaitu :
1. Sumber radiasi kosmis
Radiasi kosmis berasal dari angkasa luar, sebagian berasal
dari ruang antar bintang dan matahari. Radiasi ini terdiri dari partikel dan
sinar yang berenergi tinggi dan berinteraksi dengan inti atom stabil di
atmosfir membentuk inti radioaktif seperti Carbon -14, Helium-3, Natrium -22,
dan Be-7. Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh
manusia. Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada ketinggian,
yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila posisinya semakin
tinggi. Tingkat radiasi yang diterima seseorang juga tergantung pada letak
geografisnya.
2. Sumber radiasi terestrial
Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh
radionuklida di dalam kerak bumi. Radiasi ini dipancarkan oleh radionuklida
yang disebut primordial yang ada sejak terbentuknya bumi. Radionuklida yang ada
dalam kerak bumi terutama adalah deret Uranium, yaitu peluruhan berantai mulai
dari Uranium-238, Plumbum-206, deret Actinium (U-235, Pb-207) dan deret Thorium
(Th-232, Pb-208).
Radiasi teresterial terbesar yang diterima manusia berasal
dari Radon (R-222) dan Thoron (Ra-220) karena dua radionuklida ini berbentuk
gas sehingga bisa menyebar kemana-mana.
Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari radiasi
teresterial ini berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain bergantung pada
konsentrasi sumber radiasi di dalam kerak bumi. Beberapa tempat di bumi yang
memiliki tingkat radiasi diatas rata-rata misalnya Pocos de Caldas dan
Guarapari di Brazil, Kerala dan Tamil Nadu di India, dan Ramsar di Iran.
3. Sumber radiasi internal yang berasal
dari dalam tubuh sendiri
Sumber radiasi ini ada di dalam tubuh manusia sejak
dilahirkan, dan bisa juga masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman,
pernafasan, atau luka. Radiasi internal ini terutama diterima dari radionuklida
C-14, H-3, K-40, Radon, selain itu masih ada sumber lain seperti Pb-210,
Po-210, yang banyak berasal dari ikan dan kerang-kerangan. Buah-buahan biasanya
mengandung unsur K-40.
Sumber
Radiasi Buatan
Sumber radiasi buatan telah diproduksi sejak abad ke 20,
dengan ditemuk-annya sinar-X oleh WC Rontgen. Saat ini sudah banyak sekali
jenis dari sumber radiasi buatan baik yang berupa zat radioaktif dan sumber
pembangkit radiasi (pesawat sinar-X dan akselerator).
Radioaktif dapat dibuat oleh manusia berdasarkan reaksi inti
antara nuklida yang tidak radioaktif dengan neutron atau biasa disebut sebagai
reaksi fisi di dalam reactor atom. Radionuklida buatan ini bisa memancarkan
radiasi alpha, beta, gamma dan neutron.
Sumber pembangkit radiasi yang lazim dipakai yakni pesawat
sinar-X dan akselerator. Proses terbentuknya sinar-X adalah sebagai akibat
adanya arus listrik pada filamen yang dapat menghasilkan awan elektron di dalam
tabung hampa. Sinar-X akan terbentuk ketika berkas elektron ditumbukan pada
bahan target.
Radioaktifitas
yang Direkomendasikan
Berdasarkan ketentuan International Atomic Energy Agency,
zat radioaktif adalah setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan
aktifitas jenis lebih besar dari 70 kilo Becquerel per kilogram atau 2
nanocurie per gram. Angka 70 kBq/kg atau 2 nCi/g tersebut merupakan patokan
dasar untuk suatu zat dapat disebut zat radioaktif pada umumnya. Jadi untuk
radioaktif dengan aktifitas lebih kecil dapat dianggap sebagai radiasi latar
belakang.
Besarnya dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi
tidak boleh melebihi 50 milisievert per tahun, sedangkan besarnya dosis radiasi
yang diterima oleh masyarakat pada umumnya tidak boleh lebih dari 5 milisievert
per tahun.
Di Koran-koran dan televisi, kita sering melihat artikel-artikel
atau tayangan yang berkaitan dengan nuklir, apakah itu mengenai rencana
pembangunan PLTN di Muria atau mengenai kebocoran air radioaktif dari PLTN
Jepang setelah diguncang gempa. Sering diberitakan pula mengenai kecelakaan
reaktor Chernobyl di Uni Sovyet yang menyebabkan kerusakan lingkungan, dan
menyebabkan penyebaran zat radioaktif kemana mana. Juga bahaya-bahaya yang
ditimbulkannya. Apabila kita mendengar kata radiasi nuklir atau unsur-unsur
radioaktif pada tayangan tersebut, yang terbayang dalam benak kita adalah
ledakan bom atom, orang yang terkena kanker dan bayangan-bayangan mengerikan
lainnya. Padahal, kalau kita membaca buku fisika atau kimia mengenai radiasi
nuklir dan partikel radioaktif (radionuklida), kita akan tahu bahwa sebenarnya
yang kita makan, kita hirup dan kita serap sehari-hari juga mengandung hal-hal
itu. Jadi radiasi nuklir atau partikel radioaktif bukanlah semata-mata sesuatu
yang terpendam di bumi dan diambil orang untuk membuat bom atom atau untuk
mencemari lingkungan dengan air radioaktif, seperti yang banyak
dipropagandakan.
BAB II PEMBAHASAN
Gejala keradioaktifan (radioaktifitas) pertama
kali ditemukan secara tidak sengaja oleh Henry Becquerel pada suatu garam
uranium. Selanjutnya Pierre & Marry currie menemukan zat-zat radioaktif
lainnya yaitu polonium dan radium. Zat-zat radioaktif adalah suatu zat yang
aktif memancarkan radiasi baik berupa partikel maupun berupa gekombang
elektromagnetik.
Limbah
radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan
radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay
dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas. Selain sampah
klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah non klinis
atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal
dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol),
sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus,
sisa makanan/bahanmakanan, sayur dan lain-lain). Limbah cair yang dihasilkan
rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung
pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan
jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll). Tentu saja dari jenis-jenis
mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah rumah sakit seperti
halnya limbah lain akanmengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang
tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti
BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik, dan lain-lain.
PENGGUNAAN RADIOISOTOP
Radioisotop
digunakan sebagai perunut dan sumber radiasi
Dewasa ini, penggunaan radioisotop untuk maksud-maksud damai
(untuk kesejahteraan umat manusia) berkembang dengan pesat. Pusat listrik
tenaga nuklir (PLTN) adalah salah satu contoh yang sangat populer. PLTN ini
memanfaatkan efek panas yang dihasilkan reaksi inti suatu radioisotop ,
misalnya U-235. Selain untuk PLTN, radioisotop juga telah digunakan dalam
berbagai bidang misalnya industri, teknik, pertanian, kedokteran, ilmu
pengetahuan, hidrologi, dan lain-lain.
Pada bab ini kita akan membahas dua penggunaan radioistop,
yaitu sebagai perunut (tracer) dan sumber radiasi. Pengunaan radioisotop
sebagai perunut didasarkan pada ikataan bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat
kirnia yang sama dengan isotop stabil. Jadi suatu isotop radioaktif
melangsungkan reaksi kimia, yang sama seperti isotop stabilnya. Sedangkan
penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa
radiasi yang dihasilkan zat radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk.
Radiasi dapat digunakan untuk memberi efek fisis: efek kimia, maupun efek
biologi. Oleh karena itu, sebelum membahas pengunaan radioisotop kita akan
mengupas terlebih dahulu tentang satuan radiasi dan pengaruh radiasi terhadap
materi dan mahluk hidup.
Satuan
Radiasi
Berbagai
satuan digunakan untuk menyatakan intensitas atau jumlah radiasi bergantung
pada jenis yang diukur.
1.
Curie(Ci) dan Becquerrel (Bq)
Curie dan Bequerrel adalah satuan yang dinyatakan untuk
menyatakan keaktifan yakni jumlah disintegrasi (peluruhan) dalam satuan waktu.
Dalam sistem satuan SI, keaktifan dinyatakan dalam Bq. Satu Bq sama dengan satu
disintegrasi per sekon.
1Bq
= 1 dps
dps =
disintegrasi per sekon
Satuan
lain yang juga biasa digunakan ialah Curie. Satu Ci ialah keaktifan yang setara
dari 1 gram garam radium, yaitu 3,7.1010 dps.
1Ci
= 3,7.1010 dps = 3,7.1010 Bq
2.
Gray (gy) dan Rad (Rd)
Gray dan Rad adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan
keaktifan yakni jumlah (dosis) radiasi yang diserap oleh suatu materi. Rad
adalah singkatan dari 11 radiation absorbed dose. Dalam sistem satuan SI, dosis
dinyatakan dengan Gray (Gy). Satu Gray adalah absorbsi 1 joule per kilogram
materi.
1
Gy = 1 J/kg
Satu rad
adalah absorbsi 10-3 joule energi/gram jaringan.
1
Rd = 10-3 J/g
Hubungan
grey dengan fad
1
Gy = 100 rd
3.
Rem
Daya perusak dari sinar-sinar radioaktif tidak saja
bergantung pada dosis tetapi juga pada jenis radiasi itu sendiri. Neutron,
sebagai contoh, lebih berbahaya daripada sinar beta dengan dosis dan intensitas
yang sama. Rem adalah satuan dosis setelah memperhitungkan pengaruh radiasi
pada mahluk hidup (rem adalah singkatan dari radiation equiwlen for man)
4.2.
Pengaruh Radiasi pada Materi
Radiasi menyebabkan penumpukan energi pada materi yang
dilalui. Dampak yang ditimbulkan radiasi dapat berupa ionisasi, eksitasi, atau
pemutusan ikatan kimia. Ionisasi: dalam hal ini partikel radiasi menabrak
elektron orbital dari atom atau molekul zat yang dilalui sehinga terbentuk ion
positip dan elektron terion.
Eksitasi:
dalam hal ini radiasi tidak menyebabkan elektron terlepas dari atom atau
molekul zat tetapi hanya berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Pemutusan Ikatan Kimia: radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif rnempunyai
energi yang dapat mernutuskan ikatan-ikatan kimia.
4.3.
Pengaruh Radiasi pada mahluk hidup
Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk
hidup relatif kecil tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini
karena sinar radioaktif dapat mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia
penting atau membentuk radikal bebas yang reaktif. Ikatan kimia penting
misalnya ikatan pada struktur DNA dalam kromosom. Perubahan yang terjadi pada
struktur DNA akan diteruskan pada sel berikutnya yang dapat mengakibatkan
kelainan genetik, kanker dll.
Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk hidup juga
bergantung pada waktu paparan. Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan
akan lebih berbahaya daripada bila dosis yang sama diterima pada waktu yang
lebih lama.
Secara alami kita mendapat radiasi dari lingkungan, misalnya
radiasi sinar kosmis atau radiasi dari radioakif alam. Disamping itu, dari
berbagai kegiatan seperti diagnosa atau terapi dengan sinar X atau radioisotop.
Orang yang tinggal disekitar instalasi nuklir juga mendapat radiasi lebih
banyak, tetapi masih dalam batas aman.
4.4.
Radioaktif Sebagai Perunut.
Sebagai perunut, radoisotop ditambahkan ke dalam suatu
sistem untuk mempelajari sistem itu, baik sistern fisika, kimia maupun sistem
biologi. Oleh karena radioisotop mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop
stabilnya, maka radioisotop dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa
sehingga perpindahan perubahan senyawa itu dapat dipantau.
A.
Bidang Kedokteran
Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untuk
mendeteksi (diagnosa) berbagai jenis penyakit al:teknesium (Tc-99), talium-201
(Ti-201), iodin 131(1-131), natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133) dan besi
(Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan diserap terutama
oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru
Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang sehat pada organ
jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama untuk
mendeteksi kerusakan jantung 1-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan
bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, 1-131 dapat digunakan untuk
mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan untuk mendeteksi tumor
otak. Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam pembuluh darah
untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah ada
penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop Natrium tsb.
Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32
untuk penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel
darah merah. Kadang-kadang, radioisotop yang digunakan untuk diagnosa, juga
digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, 1-131 juga
digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.
B.
Bidang lndustri
Untuk mempelajari pengaruh oli dan afditif pada mesin selama
mesin bekerja digunakan suatu isotop sebagai perunut, Dalam hal ini, piston,
ring dan komponen lain dari mesin ditandai dengan isotop radioaktif dari bahan
yang sama.
C.
Bidang Hidrologi.
1.Mempelajari
kecepatan aliran sungai.
2.Menyelidiki
kebocoran pipa air bawah tanah.
D.
Bidang Biologis
1.
Mempelajari kesetimbangan dinamis.
2.
Mempelajari reaksi pengesteran.
3.
Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
4.
5. Radioisotop sebagai sumber radiasi.
A.
Bidang Kedokteran
1)
Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme
sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi
dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan
sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
a)
Sterilisasi
radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b)
Sterilisasi
radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c)
Karena
dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri
lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu
disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada
kemungkinan terkena bibit penyakit.
2) Terapi
tumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan
radiasi. Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh
radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah
rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan
mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.
B.
Bidang pertanian.
1)
Pemberantasan homo dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama
kubis. Di laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup
banyak. Hama tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul.
Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi
perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil
perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama
tersebut terganggu dan akan mengurangi populasi.
2)
Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat
dilakukan dengan menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi
diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak
membawa pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi
itu kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis
radiasinya.
3)
Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan
bawang jika disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan
bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi
dengan dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas, dengan dernikian dapat disimpan
lebih lama.
C.
Bidang Industri
1)
Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat
pada logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini
berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka
intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang
dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga
didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam,
2)
Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film
atau lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti
diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan
bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika
lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor
akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga
ketebalan dapat dipertahankan.
3)
Pengawetan hahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan
seperti kayu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat
menningkatkan mutu tekstil karena inengubah struktur serat sehingga lebih kuat
atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat
diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama.
DAMPAK RADIOAKTIF
Pengertian atau arti definisi pencemaran
radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu
radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Yang
paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar
alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya.
Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat
radioaktif pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR merupakan
karsinogen tulang dan 131J.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi
atom nuklir yang berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi
perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh
makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang.
Efek
serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia
seperti berikut di bawah ini :
1. Pusing-pusing
2. Nafsu makan berkurang
atau hilang
3. Terjadi diare
4. Badan panas atau demam
5. Berat badan turun
6. Kanker darah atau
leukemia
7. Meningkatnya denyut
jantung atau nadi
8. Daya tahan tubuh
berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel darah putih
yang jumlahnya berkurang
Apa itu limbah radioaktif ?
Ada
beberapa pengertian limbah radioaktif :
1.
Zat radioaktif yang sudah tidak dapat digunakan lagi, dan atau
2.
Bahan serta peralatan yang terkena zat radioaktif atau menjadi
radioaktif, dan sudah tidak dapat difungsikan. Bahan atau peralatan tersebut
terkena atau menjadi radioaktif kemungkinan karena pengoperasian instalasi
nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion.
Jenis
limbah radioaktif :
§Dari segi besarnya
aktivitas dibagi dalam limbah aktivitas tinggi, aktivitas sedang dan aktivitas
rendah.
§Dari umurnya di bagi
menjadi limbah umur paruh panjang, dan limbah umur paruh pendek.
§Dari bentuk fisiknya
dibagi menjadi limbah padat, cair dan gas.
Limbah radioaktif berasal dari setiap
pemanfaatan tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik
menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan
industri dan rumah sakit.
Limbah radioaktif dikelola sedemikian rupa
sehingga tidak membahayakan masyarakat, pekerja dan lingkungan, baik untuk
generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Cara pengelolaannya dengan
mengisolasi limbah tersebut dalam suatu wadah yang dirancang tahan lama yang
ditempatkan dalam suatu gedung penyimpanan sementara sebelum ditetapkan suatu
lokasi penyimpanan permanennya.
Apabila dimungkinkan pengurangan volume limbah maka dilakukan proses reduksi volume, misalnya menggunakan evaporator untuk limbah cair, pembakaran untuk limbah padat maupun cair yang dibakar, ataupun pemanfaatan untuk limbah padat yang bisa dimanfaatkan. Penyimpanan permanen dapat berupa tempat di bawah tanah dengan kedalaman beberapa ratus meter untuk limbah aktivitas tinggi dan waktu paruh panjang, atau dekat permukaan tanah dengan kedalaman hanya beberapa puluh meter untuk limbah aktivitas rendah-sedang.
Apabila dimungkinkan pengurangan volume limbah maka dilakukan proses reduksi volume, misalnya menggunakan evaporator untuk limbah cair, pembakaran untuk limbah padat maupun cair yang dibakar, ataupun pemanfaatan untuk limbah padat yang bisa dimanfaatkan. Penyimpanan permanen dapat berupa tempat di bawah tanah dengan kedalaman beberapa ratus meter untuk limbah aktivitas tinggi dan waktu paruh panjang, atau dekat permukaan tanah dengan kedalaman hanya beberapa puluh meter untuk limbah aktivitas rendah-sedang.
Karena limbah memancarkan radiasi, maka
apabila tidak diisolasi dari masyarakat dan lingkungan maka radiasi limbah
tersebut dapat mengenai manusia dan lingkungan. Misalnya, limbah radioaktif
yang tidak dikelola dengan baik meskipun telah disimpan secara permanen di
dalam tanah, radionuklidanya dapat terlepas ke air tanah dan melalui jalur air
tanah tersebut dapat sampai ke manusia.
Bahaya radiasi adalah, radiasi dapat melakukan ionisasi dan merusak sel organ tubuh manusia. Kerusakan sel tersebut mampu menyebabkan terganggunya fungsi organ tubuh. Disamping itu, sel-sel yang masih tetap hidup namun mengalami perubahan, dalam jangka panjang kemungkinan menginduksi adanya tumor atau kanker. Ada kemungkinan pula bahwa kerusakan sel akibat radiasi mengganggu fungsi genetika manusia, sehingga keturunannya mengalami cacat.
Bahaya radiasi adalah, radiasi dapat melakukan ionisasi dan merusak sel organ tubuh manusia. Kerusakan sel tersebut mampu menyebabkan terganggunya fungsi organ tubuh. Disamping itu, sel-sel yang masih tetap hidup namun mengalami perubahan, dalam jangka panjang kemungkinan menginduksi adanya tumor atau kanker. Ada kemungkinan pula bahwa kerusakan sel akibat radiasi mengganggu fungsi genetika manusia, sehingga keturunannya mengalami cacat.
Limbah radioaktif sebagian dapat dibuang ke
lingkungan apabila kandungannya (konsentrasi dan radioaktivitasnya) telah
dibawah batas ambang yang ditetapkan oleh Pemerintah (Badan Pengawas Tenaga
Nuklir, BAPETEN). Namun sebagian lagi karena aktivitasnya dan umurnya panjang
maka harus disimpan dalam jangka yang sangat panjang.
Sebenarnya definisi, limbah radioaktif adalah
bagian dari limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), namun ada kalanya sebagian
masyarakat membedakan kedua jenis limbah tersebut. Menurut pandangan terakhir
ini, terdapat istilah ‘mixed waste’ (limbah campuran), yaitu limbah yang
mengandung campuran unsur radioaktif sekaligus B3. Sebagai contoh, dalam proses
pembuatan bahan bakar uranium, terdapat limbah yang mengandung asam (B3) dan
radionuklida sekaligus. Sehingga dalam penanganannya, kedua sifat bahaya
tersebut (B3 dan radioaktif) harus selalu dipertimbangkan.
Pengelolaan limbah radioaktif didefinisikan
sebagai kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, penyimpanan sementara
serta penyimpanan secara permanen. Apabila badan pengawas mengijinkan, maka
kegiatan pengelolaan tersebut sebagian boleh dilaksanakan oleh pihak penghasil
limbah radioaktif, yaitu dari pengumpulan sampai penyimpanan sementara. Namun
penyimpanan permanen dilaksanakan oleh BATAN. Apabila penghasil limbah
radioaktif tidak mampu melaksanakan kegiatan sebagian pengelolaan tersebut,
maka pengelolaan limbah radioaktif sepenuhnya kewajiban BATAN.
Badan yang melakukan pengawasan adalah Badan
Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) yang terpisah dari badan pelaksana (BATAN).
Hal ini sesuai dengan amanat UU No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran.
Dasar hukum yang mengatur limbah radioaktif
adalah Undang-Undang No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, serta
Peraturan pemerintah No. 27 tahun 2002 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif.
Biaya limbah tersebut sangat bergantung pada
jenis limbahnya. Terdapat perbedaan biaya antara limbah radioaktif cair, padat
terbakar, padat terkompaksi dan sebagainya.
Seluruh tarif tersebut telah ditetapkan dalam
Peraturan pemerintah No. 16 tahun 2001. Sebagai contoh biaya pengolahan limbah
radioaktif cair untuk aktivitas rendah dan sedang adalah Rp. 7300,- perliter,
sedangkan limbah sumber bekas jarum Ra-226 dari rumah sakit sebesar Rp. 466.000,-
perjarum. Tarif tersebut secara periodik ditinjau dan dimodifikasi sesuai
dengan perkembangan teknologi serta perubahan ekonomi yang terjadi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
bahwa daerah disekitar limbah memilki jumlah cacahan permenit yang lebih besar
dibandingkan daerah bunker ataupun daerah alam terbuka.ini menunjukan bahwa
daerah disekitar limbah memiliki aktivitas radioaktif yang cukup besar, daerah
disekitar bunker memiliki jumlah cacahan permenit yang sama dengan daerah alam
terbuka. Pemantauan atau monitoring terhadap nanturally occuring radioactive
materials atau sering disebut dengan NORM dapat dilakukan salah satunya
dengan cara pengukuran konsentrasi partikulat radioaktif diudara. Partikulat
radioaktif adalah partikel-partikel radioaktif yang ada di alam yang
keberadaanya menyatu dengan udara, seperti debu radioaktif. Pengukuran
konsentrasi partikulat radioaktif diudara dapat diketahui dengan jalan
melakukan pencacahan terhadap suatu lokasi yang akan diukur konsentrasinya, pencacahan
ini bertujuan untuk mengetahui cacahan awal, waktu paro dan jenis dari suatu
radionuklida yang berada pada suatu sampel penelitian. Hasil penelitian dapat
diperoleh kesimpulan yaitu Partikel Radioaktif alam yang ditemukan dikawasan
BATAN Pasar jumat adalah Pb-214 dan Bi-214 yang merupakan deret Uranium yang
mempunyai waktu paro berumur pendek, Konsentrasi Partikulat Radioaktif Pb-214
dan Bi-214 dilokasi limbah memiliki aktifitas yang tinggi dengan nilai KPR yang
lebih besar dibandingkan nilai KPR dilokasi yang bunker dan alam terbuka, dan
perubahan konsentrasi NORM dipengaruhi oleh aktifitas partikulat radioaktif
alam yang diakibatkan oleh TENORM yaitu adanya sumber radioaktif. Tingkat
radiasi untuk daerah limbah, bunker, dan alam terbuka tergolong rendah dengan
demikian ketiga daerah tersebut dinyatakan aman dari radiasi. Berdasarkan hasil
penelitian, maka penelitian perlu dilakukan dilokasi yang memiliki aktifitas
yang radioaktifnya besar misalnya di industri kilang minyak, industri batu bara
dan industri-industri lain yang menghasilkan limbah radioaktif, bagi masyarakat
diharapkan untuk lebih mengetahui tingkat radiasi bagi kesehatan tubuh, dan
bagi pemerintah hendaknya memberi peringatan untuk daerah yang memiliki tingkat
energi radiasi yang tinggi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Limbah Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
Pengertian atau arti definisi pencemaran
radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu
radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Yang
paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar
alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya.
Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu
kedokteran yaitu untuk mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang
penting antara lain tumor ganas. Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat
radioaktif dan radioisotop memudahkan aktifitas manusia dalam berbagai bidang
kehidupan.
B. SARAN
1.
Masalah
zat radioaktif dan radioisotop hendaknya tidak ditafsirkan sebagai satu
fenomena yang menakutkan.
2.
Penggunaan
radioaktif dan radioisotop hendaknya dibarengi pengetahuan dan teknologi yang
tinggi.
3.
Penerapan
dalam diagnosa berbagai penyakit hendaknya memikirkan efek-efek yang akan
ditimbulkan.
4.
Diharapkan
penggunaan zat radioaktif dan radioisotop ini untuk kemakmuran dan
kesejahteraan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
www.radioaktif.com
www.wikipedia.co.id
www.limbahradioaktif.com
radioaktif/bahaya%20radioaktif.htm
www.pencemaranlimbah.com
www.departemenkesehatan.com
Silahkan DOWNLOAD FILNYA KLIK
DISINI
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori
KIMIA
dengan judul
KIMIA
. Jika kamu suka, jangan lupa like dan bagikan keteman-temanmu ya... By :
Gudang Makalah
Ditulis oleh:
Unknown
-
Belum ada komentar untuk " KIMIA "
Posting Komentar