Gudang Makalah

Kupulan Makalah,Sekripsi,Artikel dari Semua Mata Pelajaran + Download Gratis

ISRA' DAN MI'RAJ

Assalamu'alaykum Wr. Wb.
Pengalaman Nabi Muhammad melakukan Isra dan Miraj termasuk hal yang juga masih mendapat banyak perdebatan didunia Islam khususnya dan dunia Barat pada umumnya yang memang memandang kisah tersebut dengan kacamata skeptis dan menganggapnya hanya sebagai khayalan dan bualan dari Nabi belaka.;
Sebaliknya umat Islam sendiri meributkan apakah perjalanan yang dilakukan oleh Nabi tersebut dilakukan secara jasmani atau perjalanan rohani. Semuanya didasarkan pada cara pandang masing-masing orang dalam menafsirkan ayat dan hadis yang berhubungan dengan kejadian ini.
Kisah perjalanan malam Nabi Muhammad yang terjadi pada saat beliau kehilangan istri dan paman yang dikasihinya inipun sebenarnya secara obyektif dapat juga dianalisa melalui kacamata ilmiah dimana apa yang beliau alami sekitar 1400 tahun yang silam itu tidak ubahnya seperti seorang pebisnis yang melakukan perjalanan pulang-pergi dengan pesawat terbang dari suatu tempat ketempat yang lain.

Maha Suci Dia yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari masjidil haram kemasjidil aqsha yang Kami berkahi sekelilingnya, untuk Kami perlihatkan kepadanya tanda-tanda kekuasaan Kami; Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat Qs. 17 al-Israa : 1
Dengan segala kesucian-Nya, bebas dari kemauan, kehendak maupun ketinggian teknologi yang ada pada diri seorang hamba-Nya Muhammad, Allah telah memperjalankannya pada suatu malam yang sepi dengan segala kelengkapan dan fasilitas yang mengelilinginya sehinga terhindar dari segala hal buruk yang dapat terjadi selama perjalanan itu berlangsung dari suatu tempat bernama Masjid al-Haram dengan tujuan memperlihatkan kerajaan Allah dialam semesta.
Disurah yang lain Allah berfirman sehubungan peristiwa ini :
Perhatikanlah bintang ketika dia menghilang, tidaklah kawanmu (Muhammad) orang yang sesat dan bodoh, tidak juga perkataannya itu berasal dari hawa nafsunya pribadi, apa yang diucapkannya adalah wahyu yang disampaikan dan yang diajarkan kepadanya oleh yang sangat kuat (Jibril) yang mempunyai akal yang cerdas.
Dan dia telah menampakkan rupanya yang asli saat dia berada diufuk yang tinggi lalu dia mendekat dan menjadi rapat (terhadap diri Muhammad) tidak ubahnya berjarak antara dua busur panah atau lebih dekat lagi; kemudian dia (Jibril) meneruskan kepadanya (Muhammad) apa saja yang telah diwahyukan; hatinya tidak mendustakan apa yang sudah dilihatnya, maka apakah kamu hendak membantah apa yang sudah dia lihat ?
Dan sungguh dia telah melihatnya pada kesempatan yang lain, di Sidratul Muntaha yang didekatnya ada Jannah tempat tinggal; ketika Sidratul Muntaha itu diliputi sesuatu yang melapisinya maka tidaklah dirinya berpaling dari apa yang terlihat dan tidak juga dia bisa melebihinya, sungguh dia telah melihat tanda-tanda Tuhannya yang paling hebat Qs. 53 an-Najm : 1 s/d 18
Dalam ayat yang cukup panjang diatas, dipaparkan bagaimana dalam peristiwa perjalanan malamnya itu Nabi Muhammad berjumpa dengan malaikat Jibril dengan wujudnya yang asli seperti yang pernah disaksikannya saat pertama kali beliau mendapat wahyu digua Hira.
Bila kita analisa ayat per ayatnya maka tidaklah sulit bagi kita untuk mengetahui bahwa semua yang sudah dialami oleh Nabi Muhammad tersebut bukanlah bualan maupun mimpi-mimpi belaka, tidak juga yang dialaminya merupakan sekedar pengalaman rohani yang tidak melibatkan jasad jasmaninya karena disitu dicantumkan keterangan bahwa hati Nabi sebagai rohani tidak mungkin mendustakan apa yang sudah dilihat oleh matanya sebagai indra jasmani.
Sebab itu juga kita bisa mengerti bila ada sebagian orang yang tadinya beriman namun setelah beliau menceritakan pengalaman terbangnya yang hanya dalam setengah malam saja berbalik murtad dan mendustakan kenabiannya.
Peradaban masyarakat Mekkah secara khusus dan dunia secara umumnya kala itu masing sangat rendah bahkan Eropa belum lagi mengenal masa renaisansnya, dunia juga belum mengenal pesawat terbang, orang masih berkhayal terbang dengan permadani atau kuda sembrani seperti pada film Aladdin dan sejenisnya.
Pesawat terbang sendiri baru dibuat pada abad 19 yaitu bulan Desember 1903 oleh Wright bersaudara (Wilbur Wright dan Orville Wright) dengan percobaan pertama mereka diatas padang pasir Kitty Hawk, Carolina Utara, Amerika Serikat (Sumber : Brian Williams, Pustaka Pengetahuan Modern, Pesawat Terbang, terj. Dadi Pakar, Penerbit PT. Widyadara, Jakarta, hal. 3)
Kejadian didalam mimpi tidak perlu diperdebatkan apalagi membuat seseorang menjadi gusar dan berbalik keimanan. Semua orang bisa saja bermimpi yang aneh-aneh, semua orang boleh saja mengatakan bahwa didalam mimpinya tadi malam telah pergi melanglang buana dan menemui banyak wanita cantik atau bahkan didalam mimpinya itu dia sudah menjalankan ibadah haji; namun semuanya tetaplah mimpi belaka yang hakekatnya tidak terjadi dialam nyata yang sebenarnya.
Dus, sekalipun misalnya benar bahwa peristiwa Isra dan Miraj pernah terjadi didalam mimpinya, maka sesuai dengan ayat al-Quran yang lain bahwa mimpi yang diperlihatkan kepada Nabi pasti akan terjadi didunia nyata dan ini berarti tetap saja akhirnya mimpi Isra dan Miraj itu dialami secara jasmani oleh Nabi Muhammad.
Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya mengenai kebenaran mimpinya dengan sebenarnya Qs. 48 al-Fath : 27
Bahwa perjalanan Isra dan Miraj disebutkan berlangsung pada waktu malam hari, dimana secara psikologis suasana lebih terasa tenang dibanding keadaan disiang atau dipagi hari, aktivitas masyarakatpun sudah berpusat didalam rumahnya masing-masing sekaligus beristirahat melepas penat bekerja seharian dan menjadi kondisi yang cocok dalam melakukan pendekatan kepada Yang Maha Kuasa apalagi bila kita mengingat keadaan jazirah Arabia diwaktu itu.
Kitab suci al-Quran memberikan petunjuk kepada kita saat yang terbaik untuk meningkatkan kualitas ibadah seorang muslim adalah malam hari.
Berdirilah pada malam hari untuk ibadah, separuhnya atau kurang dari itu atau malah lebih dari separuh malam dan bacalah al-Quran dengan perlahan-lahan. Qs. 73 al-Muzzammil : 2 s/d 4
Sesungguhnya bangun diwaktu malam itu adalah paling baik dan lebih tenang bacaannya Qs. 73 al-Muzzammil : 6
Dari kacamata ilmu modern, perjalanan Nabi keluar angkasa dimalam hari justru tepat sekali karena bila beliau diberangkatkan saat siang hari maka beliau naik menuju matahari yang menjadi pusat orbit semua planet dalam sistem matahari kita. Kenyataan ini tidak dapat disebut bahwa Nabi telah berangkat naik akan tetapi sebenarnya beliau justru turun karena semakin dekat kita pada pusat orbit atau pusat rotasi maka kita tidak sedang naik namun sedang turun, seandainya orang naik dari bumi menuju Planet Jupiter atau Saturnus hendaklah dia berangkat waktu malam yaitu bergerak dengan menjauhi matahari selaku titik yang paling bawah dalam tata surya kita.
Orang mengetahui bahwa semesta, galaksi, tata surya dan planet, masing-masingnya mengalami perputaran. Setiap putaran tentunya memiliki pusat putaran yang langsung menjadi pusat benda angkasa itu. Semuanya bagaikan bola atau roda yang senantiasa berputar. Maka sesuatu yang menjadi pusat putaran dikatakan paling bawah dan yang semakin jauh dari pusat putaran dinamakan semakin atas.
Dalam hal ini keadaan dibumi dapat dijadikan contoh. Pusat putaran bumi dikatakan paling bawah dan yang semakin jauh dari pusat itu dikatakan semakin naik keatas. Akibatnya, orang yang berdiri di Equador Amerika dan orang yang berdiri dipulau Sumatera, pada waktu yang sama, akan menyatakan kakinya kebawah dan kepalanya keatas, padahal kedua orang tersebut sedang mengadu telapak kaki dari balik belahan bumi, tetapi masing-masingnya ternyata benar untuk status bawah dan atas yang dipakai dipermukaan bumi ini.
Demikian juga jika contoh itu dipakai untuk status tata surya dimana matahari sebagai bola api langsung bertindak jadi pusat rotasi ataupun peredaran. Karenanya matahari dikatakan paling bawah dan yang semakin jauh dari matahari dinamakan semakin naik keatas. Planet Venus dan Mercury berada dibawah orbit bumi karena keduanya mengorbit dalam daerah yang lebih dekat dengan matahari, jadi jika ada penduduk bumi yang pergi ke Venus, Mercury atau Matahari, maka orang tersebut hakekatnya sedang turun bukan naik, karenanya Planet Venus dan Mercury tidak mungkin disebut sebagai langit bagi planet bumi kita, sebab yang dikatakan langit adalah sesuatu yang berada dibahagian atas, tetapi benar kedua planet itu menjadi langit bagi matahari sendiri.
Selanjutnya, ayat al-Quran juga menyebutkan secara jelas bahwa peristiwa Isra dan Miraj terjadi dari satu titik (daerah) bernama Masjid al-Haram dan kita semua tahu bahwa kata itu merujuk pada tempat bersujud disekeliling Kabah, entah itu dibagian yang disebut Hathiem, Hijir maupun maqam Ibrahim dimana menurut konon cerita sebagai tempat berpijak Nabi Ibrahim sewaktu meninggikan dasar-dasarnya bersama puteranya Nabi Ismail. Karenanya maka kita tidak perlu bingung dengan keberadaan hadis riwayat Bukhari yang menyatakan bahwa Nabi diperjalankan dari Hatihiem dan Hijr seperti berikut ini :
Telah menceritakan kepada kami Hudbah bin Khalid dari Hummam bin Yahya dari Qatadah yang berasal dari Anas bin Malik dari Malik bin Shashaah bahwasanya Nabi Allah Saw telah menceritakan kepada mereka tentang suatu malam dimana beliau di Israakan : Ketika aku di Hathiem dan terkadang beliau bersabda aku ada di Hijir sambil berbaring ...
Semuanya menunjukkan bahwa posisi Nabi kala itu masih berada di Mekkah dan dalam lingkungan Kabah (Masjid al-Haram) sesuai surah al-Israa ayat 1.
Hanya saja yang perlu kita koreksi adalah hadis-hadis lain (salah satunya juga diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas bin Malik menurut versi Abu Dzar) yang mengatakan bahwa Nabi diberangkatkan dari dalam rumahnya dengan membukanya atap-atap rumah beliau dengan sendirinya untuk kemudian muncul Jibril dan langsung membelah dadanya lalu ada juga hadis yang mengatakan bahwa Nabi tidak berangkat dari rumahnya dan tidak pula dari dekat Kabah tetapi dari rumah Umi Hani binti Abu Thalib saat beliau menginap disana.
Disini kita tidak akan banyak bercerita mengenai riwayat detil hadis-hadis itu namun untuk diketahui saja bahwa ada banyak sekali variasi hadis yang menceritakan peristiwa Isra dan Miraj ini dan masing-masing isi hadis saling berseberangan atau bertolak belakang;
Dari kacamata ilmu modern, salah satu dari kumpulan hadis-hadis itu pasti benar atau semuanya salah yang disebabkan terdistorsinya hadis Nabi oleh pikiran, ucapan maupun khayalan para perawinya, toh, mereka adalah manusia biasa, tidak ada jaminan para perawi hadis bebas dari kesalahan. Mustahil Nabi Muhammad bercerita mengenai kejadian yang sama tetapi berbeda informasinya, sebab ini berarti Nabi sudah berdusta padahal sifat ini sangat jauh dari pribadi seorang Muhammad yang sejak kecil digelari masyarakatnya sebagai al-amin.
Inilah makanya jangan terlalu bertaklid terhadap hadis, bersifat kritislah, enyahkan jauh-jauh emosional yang mengganggu pikiran rasional.
Selanjutnya dari masjid al-haram perjalanan Nabi sampai kemasjid al-aqsha; bertitik tolak dari istilah masjid al-aqsha ini maka sejumlah ulama kembali berbeda pandangan, apakah yang dimaksud adalah masjid al-aqsha yang sekarang ini berada ditanah Yerusalem ataukah nama suatu tempat nun jauh disana. Dalam hal ini Saleh A. Nahdi (Sumber: Saleh A. Nahdi, Miraj Isra bukan Isra Miraj, Penerbit PT. Arista Brahmatyasa, Jakarta, 1993, hal. 45) berpendapat bahwa masjid al-aqsha yang dimaksud merupakan masjid Nabawi dikota Madinah, dimana menurut beliau tujuan perjalanan Nabi kesana sebagai petunjuk awal dari Allah kepada Nabi Muhammad untuk berpindah dari tanah kelahirannya Mekkah al-mukarromah yang waktu itu masyarakatnya sangatlah membenci beliau sekaligus menjadi titik tolak kemenangan Islam dimasa depan.
Saleh A. Nahdi menyatakan bahwa penyebutan masjid al-aqsha untuk nama tempat yang ada di Yerusalem tidaklah sesuai dengan kalimat Kami berkati sekelilingnya sebab pada kenyataannya daerah ini tidak pernah mencerminkan isi ayat tersebut, sebaliknya hampir setiap hari kita lihat diberita terjadi pembantaian manusia oleh zionis Israel.
Senada dengan Saleh A. Nahdi, Taufik Adnan Amal (sumber: Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah al-Quran, dengan kata pengantar : Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Penerbit Forum Kajian Budaya dan Agama (FkBA), Yogyakarta, 2001, hal. 79, catatan kaki no. 59) berpendapat dengan merujuk istilah masjid al-aqsha yang ada pada surah al-Israa ayat satu kepada tempat peribadatan yang terletak di Yerusalem sangat tidak logis, karena masjid al-Aqsha baru dibangun sekitar 46 tahun setelah wafatnya Nabi, dan hadis-hadis yang bercerita pengalaman Nabi di Bait al-Maqdis bukan satu-satunya yang ditemukan dalam koleksi-koleksi hadis tentang peristiwa Mi'raj.
Menurut beliau, hadis-hadis lainnya memberi keterangan bahwa perjalanan spiritual Nabi tersebut bermula dari Mekkah dengan tanpa menyebut perjalanan ke Yerusalem [Lihat misalnya Bukhari, Shahih, Kitab al-Shalat, bab kayfafuridlat al-shalat...; Abu Ja'far Muhammad ibn Jarir al-Thabari, Jami' al-Bayan 'an Ta'wil Ay al-Qur'an, eds. Mahmud Muhammad Syakir & Ahmad Muhammad Syakir]; Disisi lain Taufik juga mempertanyakan bila Yerusalem dalam ayat lain dinyatakan sebagai negeri terdekat (Lihat surah 30 ar-Rum ayat 3) maka bagaimana mungkin sekarang dinyatakan Yerusalem sebagai masjid terjauh ?
Oleh karena itu masih menurut beliau, maka ahli sejarah Islam terkenal, Thabari tidak memasukkan versi hadis tentang perjalanan Nabi ke Yerusalem, tetapi menuturkan perjalanan spiritual Nabi ke langit dunia tanpa menyinggung Yerusalem. Namun berbeda dengan Saleh A. Nahdi yang berpendapat masjid al-aqsha adalah masjid Nabawi, maka Taufik Adnan Amal berpendapat bahwa masjid al-aqsha yang tercantum didalam kitab suci merujuk tempat ibadah para malaikat dilangit.

Bila kita kembalikan lagi kepada al-Quran sebagai data paling otentik yang diakui oleh umat Islam, penunjukan masjid al-aqsha kepada Bait al-Maqdis di Yerusalem memang tidak pernah ada sebaliknya ketika menyambung pembicaraan mengenai Isra Miraj dalam surah an-Najm, al-Quran memperkenalkan istilah Sidratul Muntaha dimana Nabi disebutkan telah melihat wujud asli dari malaikat Jibril.; Istilah masjid al-aqsha secara terminologi berarti tempat sujud yang jauh. Dari kitab suci, pemakaian kata masjid pernah disebut untuk merujuk tempat ibadah ashabul kahfi yang hidup sebelum kenabian Muhammad, sehingga argumentasi bahwa pengertian masjid hanya terbatas pada nama tempat dimana umat Nabi Muhammad beribadah menjadi lemah.
Sungguh kami akan mendirikan masjid (tempat bersujud) diatasnya
Qs. 18 al-Kahf : 21
Untuk itu tidak berlebihan kiranya apabila saya cenderung mengkaitkan antara masjid al-aqsha dengan Sidratul Muntaha, dengan kata lain bahwa masjid al-aqsha yang dimaksud tidak berada dibumi ini.
Mengkaitkan antara masjid al-aqsha sebagai masjid Nabawi maupun Bait al-Maqdis di Yerusalem sama sekali tidak tepat selain memang bertentangan dengan fakta historis tanah tepi barat yang selalu menumpahkan darah sehingga tidak layak disebut kota suci yang diberkahi Tuhan sepanjang masa, perjalanan Nabi untuk sujud dimasjid Nabawi yang notabene belum ada saat itu tidak masuk dilogika.; Kita tahu sebelum Nabi memutuskan hijrah ke Madinah (dulu bernama Yatsrib) Nabi pernah melakukan hijrah ke Ethiopia (Habsyah) namun gagal. Seandainya Nabi sudah tahu bahwa tempat hijrah yang sebenarnya adalah di Madinah, beliau tidak perlu lagi mencoba ke Ethiopia.
Sidratul Muntaha bila dilihat dari kacamata ilmu modern bisa diasumsikan bagi nama sebuah planet bumi lain diluar tata surya yang kita diami ini yang letaknya jauh dari jangkauan penglihatan indrawi kita secara kasat mata. Surah an-Najm ayat ke-7 menyebutnya dengan istilah ufuk yang tinggi, sedangkan ufuk sendiri adalah batas pandangan mata, kita juga tahu mata kita ini memiliki keterbatasan dalam melihat semua benda luar angkasa yang berjumlah jutaan itu.
Dan dia berada diufuk yang tinggi Qs. 53 an-Najm : 7
Saya juga menghubungkan antara Sidratul Muntaha yang disebut dalam ayat ke-15 surah an-Najm terdapat Jannah sebagai tempat tinggal dengan Jannah dimana dulunya Adam berasal sebelum diperintahkan Allah turun kebumi kita ini dan di Jannah itu juga para Malaikat pernah bersujud kepada Adam.
Didekatnya ada Jannah tempat tinggal Qs. 53 an-Najm : 15
Hai Adam, tinggallah kamu dan istrimu didalam Jannah itu
Qs. 7 al-araaf : 19
Dan saat Kami memerintahkan kepada Malaikat : Sujudlah kamu semua kepadanya ! ; Lalu mereka bersujud kecuali Iblis
Qs. 17 al-Israa : 61
Istilah Jannah sendiri bisa diartikan sebagai kebun yang subur (referensi : A. Hassan, Tafsir al-Furqon, Penerbit Pustaka Tamaam Bangil, 1986, hal. 10, catatan kaki no.38), dan kita bisa membaca sifat Jannah yang lain dari surah Thaha ayat 118 dan 119 bahwa didalamnya Adam tidak merasa kepanasan akibat sinar matahari dan tidak juga dia merasa kehausan atau kelaparan maupun sampai telanjang akibat udara yang panas sehingga harus membuka pakaian, sebab tempat tersebut banyak sekali pepohonan yang rimbun dan buahnya bisa dinikmati sebagaimana isi surah al-Baqarah ayat 35.
Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan dan telanjang didalamnya dan sungguh kamu juga tidak akan merasa dahaga maupun ditimpa panas matahari disana Qs. 20 Thaha : 119
Bila kita mengadakan bacaan lintas kitab seperti yang sudah pernah kita lakukan sebelumnya, al-Kitab Kristen pun menceritakan bahwa Adam dan istrinya bukan tinggal di surga yang wujudnya tidak dapat dibayangkan secara konkrit melainkan tinggal dalam sebuah kebun yang subur.
Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
- Perjanjian Lama : Kitab Kejadian : Pasal 2 ayat 8
Dengan demikian, perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad selaku Nabi terakhir pada peristiwa Isra dan Miraj adalah suatu perjalanan pulang kampung. Melihat kembali tempat dimana dulunya nenek moyang manusia bumi ini (yaitu Adam dan istrinya) berasal.
Hadis-hadis yang mengisahkan peristiwa ini memang sangat beragam dan tidak jarang saling bertentangan satu dengan yang lain, namun dari perbedaan-perbedaan tersebut, ada persamaan yang perlu kita perhatikan, yaitu kisah dimana Nabi disebutkan mengendarai Buraq dalam perjalanan malamnya itu.
Adalah logis dan sejalan dengan kausalita bahwa saat seseorang melakukan perjalanan yang berjarak jauh, dia memerlukan alat transportasi sebagai jembatan atas keterbatasan phisiknya. Apalagi untuk menempuh perjalanan antar bintang yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, praktis beliau pun membutuhkan sarana transportasi ini dengan kemampuan yang memang memadai untuk memberikan perlindungan dari segala macam bahaya, baik dari benturan meteor, kehampaan udara, pergesekan dengan atmosfir bumi dan sebagainya. Allah tidak melakukan pelanggaran hukum alam disini, Dia tidak memperjalankan Nabi Muhammad layaknya seorang Superman yang terbang bebas atau tidak juga memberinya kuda sembrani bersayap dan karpet terbang namun Dia memberikan sebuah wahana antariksa bernama Buraq.
Istilah Buraq mungkin berasal dari istilah Barqu yang berarti kilat sebagaimana terdapat pada ayat al-Quran yang bisa dilihat dibawah ini. Dengan perubahan istilah barqu menjadi buraq, Nabi hendak menyampaikan kepada kita bahwa kendaraannya itu memiliki kecepatan diatas sinar, jauh meninggalkan teknologi yang sudah kita capai dijaman sekarang ini, mungkin lebih mirip dengan kecepatan piring terbang yang sering dilaporkan oleh masyarakat sehingga praktis Nabi dapat melakukan perjalanan antar planet dalam waktu setengah malam saja.
Hampir-hampir kilat itu menyambar pemandangan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan dibawah sinar itu dan bila gelap tiba, mereka berhenti berjalan. Niscaya jika Allah menghendakinya Dia melenyapkan pemandangan dan penglihatan mereka, karena Allah maha berkuasa atas segala sesuatu. Qs. 2 al-baqarah : 20
Para sarjana telah melakukan penyelidikan dan berkesimpulan bahwa kilat atau sinar bergerak sejauh 186.000 mil atau 300 Kilometer perdetik. Dengan penyelidikan yang memakai sistem paralax, diketahui pula jarak matahari dari bumi sekitar 93.000.000 mil dan dilintasi oleh sinar dalam waktu 8 menit. Untuk menerobos garis tengah jagat raya saja memerlukan waktu 10 milyar tahun cahaya melalui galaksi-galaksi dan selanjutnya menuju tempat yang oleh S. Anwar Effendie (sumber: S. Anwar Effendie, Isra Miraj, Perjalanan ruang waktu dalam kaitannya dengan penciptaan alam raya, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1993, hal. 147) disebutnya sebagai kulit bola alam raya dengan garis tengah 40 milyar tahun cahaya.
Untuk mencapai jarak yang demikian jauhnya tentu diperlukan penambahan kecepatan yang berlipat kali kecepatan cahaya. Karenanya Kenneth Behrendt seorang konsultan teknik dan ahli kimia Amerika seperti yang dilansir oleh Angkasa Online N0.8 Mei 2000 TAHUN X (sumber: Angkasa Online, www.angkasa-online.com/10/08/fenom/fenom1.htm, Menjejak UFO dengan Kemampuan Terbatas, No.8 Mei 2000 Tahun X) mengungkapkan pesimistiknya mengenai perjalanan keluar angkasa jika hanya mengandalkan teknologi pesawat saja, sebab menurutnya perjalanan kealam semesta terdekat, yakni Alpha Centauri yang berjarak empat tahun cahaya, bisa dipastikan tak akan pernah terjadi.
Sebab untuk mencapainya paling-tidak diperlukan waktu hingga 80.000 tahun. Dengan waktu selama ini, boleh jadi tujuan perjalanan yang sesungguhnya justru akan terlupakan di tengah jalan. Perjalanan pun kian tak berarah mengingat dalam kecepatan cahaya tak ada satu pun gelombang radio yang bisa digunakan untuk mengantar pesan dan komando taktis dari pangkalannya dibumi ini.
Namun bagi saya, disitulah justru letak keistimewaan terbesar Nabi Muhammad selain al-Quran, bukankah sudah kita bahas sebelumnya bahwa peristiwa Isra Miraj bukanlah atas kehendak dari Nabi sendiri dan tidak juga mengandalkan teknologi atau kemampuan yang beliau miliki tetapi semuanya atas keinginan dari Allah yang memang maha memiliki kemampuan teknologi dan adalah mudah bagi-Nya untuk menyiapkan sebuah pesawat yang mampu melintasi alam semesta dengan garis tengah milyaran tahun cahaya.
Dari sisi ilmu komputer mungkin bisa dicontohkan dengan analogi dari prinsip-prinsip jaringan komputer sebagai berikut : Protocol TCP / IP yang kita gunakan di Internet kita ibaratkan sebagai Buraq atau kendaraan yang dipakai oleh Nabi, sedangkan diri Nabi Muhammad sendiri adalah paket data (e-mail misalnya) yang akan kita kirimkan ke ujung belahan dunia lain (planet Muntaha). Melalui proses enkripsi, enkode dan dekode yang dikapsulkan (capsulated) di dalam protocol TCP / IP (Buraq), paket data (dalam hal ini Nabi) dapat melihat-lihat dan berjalan-jalan menelusuri jaringan Internet yang berbeda-beda dimensinya (disini kita ingat bahwa Nabi disebut-sebut banyak melihat-lihat pemandangan yang mencerminkan masa yang akan datang), lewat transmisi terrestrial (dimensi kabel, serat optik) kemudian di up link melalui transmisi satelit dan micro wave (dimensi radio link) hingga kembali ke bentuk dimensi asalnya teks di layar komputer (planet Muntaha), begitu juga sebaliknya.
Untuk itulah kiranya bisa dimengerti kenapa sebelum peristiwa Isra dan Miraj terjadi, Nabi Muhammad dibelah dadanya oleh para Malaikat. Hal ini tidak lain sebagai suatu persiapan kondisi jasmaninya agar cukup dan mampu dalam menempuh penerbangan jarak jauh. Sebab jantung merupakan alat vital bagi manusia terutama dalam memacu peredaran darah yang mana jantung ini bekerja tanpa henti-hentinya sejak dari kandungan sampai dengan akhir hayatnya.
Sepasang dokter Amerika yang terdiri dari suami istri, Dr. William Fisher dan Dr. Anna Fisher mengatakan bahwa perkembangan ilmu kedokteran antariksa tengah memfokuskan penyelidikannya sehubungan dengan pembuluh darah jantung para astronot dan kondisi-kondisi tulang yang makin lemah setelah lama dalam ruang angkasa, ini membuktikan kebenaran dari peristiwa pembedahan dada Nabi Muhammad oleh dokter-dokter ahli langit yang ditunjuk oleh Allah, yaitu para malaikat yang diketuai oleh Jibril.
Dalam peristiwa pembedahan dan pembersihan jantung Nabi sebelum Mi'raj kiranya merupakan gambaran adanya pengertian bagi manusia umumnya untuk mempelajari ilmu kedokteran khusunya dalam bidang bedah dan anatomi serta ilmu kedokteran antariksa. Dan ternyata kemudian bedah jantung ataupun pencangkokan jantung dan ilmu kedokteran antariksa oleh para ahli mulai diperkenalkan pada abad dua puluh.
Pada abad-abad kemajuan Islam dibidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka jelaslah bagi kita bahwa ahli-ahli kedokteran muslim telah memperlihatkan kemajuan yang pesat sekali. Buku-buku berbahasa Arab yang berisi ilmu-ilmu kedokteran benar-benar ilmiah dan asli. Malahan sudah menjadi bahan pelajaran dinegara Eropa khususnya, ahli-ahli kedokteran yang termasyur misalnya saja Ibnu Sina (Aviccena), Qorsh-'Ala'uddin, Ibnu An Nafis (yaitu dokter yang pertama kali mengajarkan peredaran darah) dimana dalam tulisan itu dijelaskan secara sistematis bagaimana aliran darah mengalir dari hati kejantung melalui urat nadi paru-paru dan kemudian kembali lagi kehati.
Mengenai kecepatan cahaya sendiri, al-Quran sudah memberikan contoh melalui perjalanan malaikat menuju kehadirat-Nya dalam ayat berikut :
Naik malaikat-malaikat dan ruh-ruh kepada-Nya dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun - Qs. 70 al-Maarij : 4
Ukuran waktu dalam ayat diatas disebutkan angka 50 ribu tahun sebagai rentang waktu yang menunjukkan betapa lamanya waktu yang diperlukan penerbangan malaikat dan Ar-Ruh untuk sampai kepada Tuhan. Namun bagaimanapun juga ayat itu menunjukkan adanya perbedaan waktu yang cukup besar antara waktu kita yang tetap dibumi dengan waktu malaikat yang bergerak cepat diluar angkasa, dalam bahasa modern kita bisa menjelaskan bahwa waktu untuk seseorang yang berada dibumi berbeda dengan waktu bagi orang yang ada dalam pesawat yang berkecepatan tinggi.
Perbedaan waktu yang disebut dalam ayat diatas dinyatakan dengan angka satu hari malaikat berbanding 50.000 tahun waktu bumi, perbedaan ini tidak ubahnya dengan perbedaan waktu bumi dan waktu elektron, dimana satu detik bumi sama dengan 1.000 juta tahun elektron atau 1 tahun Bima Sakti sama dengan 225 juta tahun waktu sistem solar.
Jadi bila malaikat berangkat jam 18:00 dan kembali pada jam 06.00 pagi waktu malaikat, maka menurut perhitungan waktu dibumi sehari malaikat sama dengan 50.000 tahun waktu bumi. Dan untuk jarak radius alam semesta hingga sampai ke Muntaha dan melewati angkasa raya yang disebut sebagai 'Arsy Ilahi, 10 Milyar tahun cahaya diperlukan waktu kurang lebih 548 tahun waktu malaikat. Namun malaikat Jibril kenyataannya dalam peristiwa Mi'raj Nabi Muhammad Saw itu hanya menghabiskan waktu 1/2 hari waktu bumi (maksimum 12 Jam) atau sama dengan 1/100.000 tahun Jibril.
Contoh lain yang cukup populer, yaitu paradoks anak kembar, ialah seorang pilot kapal ruang angkasa yang mempunyai saudara kembar dibumi, dia berangkat umpamanya pada usia 0 tahun menuju sebuah bintang yang jaraknya dari bumi sejauh 25 tahun cahaya. Setelah 50 tahun kemudian sipilot tadi kembali kebumi ternyata bahwa saudaranya yang tetap dibumi berusia 49 tahun lebih tua, sedangkan sipilot baru berusia 1 tahun saja. Atau penerbangan yang seharusnya menurut ukuran bumi selama 50 tahun cahaya pulang pergi dirasakan oleh pilot hanya dalam waktu selama 1 tahun saja.
Dari contoh-contoh diatas menunjukkan bahwa jarak atau waktu menjadi semakin mengkerut atau menyusut bila dilalui oleh kecepatan tinggi diatas yang menyamai kecepatan cahaya. Kembali pada peristiwa Mi'raj Rasulullah bahwa jarak yang ditempuh oleh Malaikat Jibril bersama Nabi Muhammad dengan Buraq menurut ukuran dibumi sejauh radius jagad raya ditambah jarak Sidratul Muntaha pulang pergi ditempuh dalam waktu maksimal 1/2 hari waktu bumi atau 1/100.000 waktu Jibril atau sama dengan 10 pangkat -5 tahun cahaya, yaitu kira-kira sama dengan 9,46 X 10 pangkat-23 cm/detik dirasakan oleh Jibril bersama Nabi Muhammad (bandingkan dengan radius sebuah elektron dengan 3 X 19 pangkat -11 cm) atau kira-kira lebih pendek dari panjang gelombang sinar gamma.
Nah, istilah berkah yang disebut dalam surah al-Israa ayat satu menurut pendapat penulis merupakan penjagaan total yang melindungi Nabi Muhammad didalam kendaraan Buraqnya dari berbagai bahaya yang dapat timbul baik selama perjalanan dari bumi atau juga selama dalam perjalanan diruang angkasa, termasuk pencukupan udara bagi pernafasan Rasulullah selama itu dan lain sebagainya.
Jika kita sudah terbiasa menonton film Star Treks, Star Wars, Babilon V atau juga Independence Day (ID4) maka tidaklah sukar kiranya untuk memahami peristiwa yang dialami oleh Nabi dalam kisah Isra dan Miraj tersebut. Manusia sekarang ini sudah mampu mengkhayal kecanggihan yang demikian luar biasanya dalam film-film fiksi ilmiah dan ini sebenarnya adalah ilham yang sudah diberikan Allah kepada kita agar kelak kitapun harus dapat merealisasikannya secara nyata.
Dus, perjalanan Nabi Muhammad yang masih dianggap fantastis dan ghaib ini bukan satu-satunya hal yang pernah terjadi dalam sejarah kenabian, didalam al-Kitab tepatnya pada Perjanjian Lama kita juga bisa membaca bahwa Nabi Yehezkiel (salah seorang Nabi Israel yang oleh sementara cendikiawan Islam diduga sebagai Nabi Zulkifli) pernah melakukan perjalanan yang serupa hanya saja beliau tidak sampai menjelajah keluar angkasa.
Berikut petikan kisahnya :
Dalam tahun kedua puluh lima sesudah pembuangan kami, yaitu pada permulaan tahun, pada tanggal sepuluh bulan itu, dalam tahun keempat belas sesudah kota itu ditaklukkan, pada hari itu juga kekuasaan TUHAN meliputi aku dan dibawa-Nya aku dalam penglihatan-penglihatan ilahi ke tanah Israel dan menempatkan aku di atas sebuah gunung yang tinggi sekali. Di atas itu di hadapanku ada yang menyerupai bentuk kota.
Ke sanalah aku dibawa-Nya. Dan lihat, ada seorang yang kelihatan seperti tembaga dan di tangannya ada tali lenan beserta tongkat pengukur; dan ia berdiri di pintu gerbang.
Orang itu berbicara kepadaku: Hai anak manusia, lihatlah dengan teliti dan dengarlah dengan sungguh-sungguh dan perhatikanlah baik-baik segala sesuatu yang akan kuperlihatkan kepadamu; sebab untuk itulah engkau dibawa ke mari, supaya aku memperlihatkan semuanya itu kepadamu. Beritahukanlah segala sesuatu yang kaulihat kepada kaum Israel. Perjanjian Lama : Kitab Yehezkiel 40 : 1 - 4
Dalam ayat diatas kita mendapat gambaran, bahwa Nabi Yehezkiel atas kehendak dari Allah serupa dengan kejadian Nabi Muhammad yang bukan atas keinginan pribadinya- telah diperjalankan dari tempatnya semula menuju kesuatu gunung yang sangat tinggi dan dari atas gunung itu Yehezkiel mampu memandang keseluruhan kota secara leluasa. Pada ayat lain dari kitab Yehezkiel, kita juga akan menemukan bahwa kemungkinan Buraq juga sudah pernah diturunkan oleh Allah melalui malaikat-Nya pada jaman kenabian Yehezkiel dan mungkin pesawat yang memiliki kecepatan diatas cahaya ini juga yang telah membawanya keatas sebuah puncak gunung yang tinggi itu.
Datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia.
Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia. Perjanjian Lama : Kitab Yehezkiel 1:3-5
Terlepas sejauh mana kepercayaan kita pada apa yang disampaikan didalam kitab Perjanjian Lama tersebut, setidaknya secara obyektif kita memiliki satu parameter perbandingan dengan kisah-kisah yang ada didalam Islam. Apalagi kita tahu bahwa al-Kitab sendiri sebenarnya merupakan ajaran Tuhan yang pernah ada namun di interpolasi oleh tangan-tangan manusia, tetapi dibalik semua intervensi yang terjadi ini saya memiliki keyakinan bahwa jejak-jejak kebenaran Tuhan akan tetap ada dan nyata dalam kitab tersebut, karena itu al-Quran disebut sebagai korektor atau pembanding terhadap kebenaran yang ada.
Dan Kami telah menurunkan untukmu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang ada sebelumnya, yaitu beberapa kitab suci sekaligus menjadi korektor terhadap kitab-kitab yang lain itu Qs. 5 al-Maidah : 48
Wassalam,

Download File Ini
 

MAKHLUK LUAR ANGKASA

Assalamu'alaykum Wr. Wb.
Berbicara mengenai makhluk luar angkasa akan membawa kita pada kontroversi berkepanjangan yang sampai hari ditulisnya buku ini pun perdebatan dikalangan ilmuwan dan juga agamawan terus berlanjut. Tidak ada kata sepakat mengenainya. Ada yang mengkaitkan mereka dengan makhluk jenis Jin, ada juga yang berpendapat bahwa mereka benar-benar ada dan berupa makhluk tersendiri terpisah dari jenis manusia dan jin, ada juga yang mengingkari keberadaannya dan menganggapnya sekedar berita bohong, isapan jempol dan imajinasi belaka.
Padahal seperti yang telah diungkapkan oleh Syaikh Muhammad al-Ghazali dalam bukunya[1], bahwa bumi yang kita diami ini tidaklah lebih dari sebutir debu dialam semesta yang amat besar dan megah dan penuh dengan kehidupan dan makhluk hidup. Kita akan menjadi orang dungu apabila mengira hanya kita sajalah makhluk hidup dalam wujud semesta yang maha luas ini. Allah telah menciptakan begitu banyak galaksi, mungkinkah hanya satu planet saja yang berisi kehidupan ?
Alam ini bagi al-Ghazali sudah penuh sesak dengan makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah yang merujuk pada wujud-Nya dan bersaksi tentang kebesaran-Nya. Senada dengan pernyataan ini, penulis Indonesia kontroversial ditahun 80-an asal Sumatera Barat bernama Nazwar Syamsu[2] berpendapat bahwa banyaknya laporan masyarakat bumi terhadap penampakan UFO atau piring terbang harus menjadi alasan positip yang mengkuatkan adanya kehidupan manusia bermasyarakat diplanet lain seperti halnya yang ada diplanet kita ini.
Namun berbeda dengan keduanya, Muhammad Isa Dawud dengan semua uraiannya yang panjang lebar didalam bukunya menyatakan bahwa semua misteri seputar keberadaan piring terbang ataupun makhluk luar angkasa tidak lain hanyalah perbuatan dan tipu daya Iblis bersama Dajjal yang memiliki markas besar disegitiga Bermuda[3].
Terlepas dari perbedaan pendapat yang ada diatas tadi, maka bagaimanapun logika mereka tidak ada yang menyimpang dari apa yang disampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya didalam kitab suci al-Qur’an maupun al-Hadis. Mereka ini pada hakekatnya berbeda dalam cara penafsiran ayat dan hadis sesuai dengan cara maupun sudut pandang masing-masing. Tetapi satu hal yang pasti bahwa semua dalil yang mereka pergunakan sangat patut untuk dijadikan perhatian bagi kita semua, terutama untuk yang tertarik dalam kajian ini.
Cerita mengenai keberadaan dari piring terbang dan manusia-manusia dari luar angkasa sendiri sebenarnya sudah dikenal jauh sebelum teknologi modern manusia dicapai, misalnya dongeng-dongeng mengenai kerajaan Atlantis atau juga kisah mengenai kepahlawanan Hercules yang akhirnya kembali kelangit bersama ayahnya Zeus setelah menyelesaikan tugas dibumi tidak bisa dianggap hanya sekedar cerita pengantar tidur bangsa Yunani kuno bahkan cerita keperkasaan Gatot Kaca dalam wayang purwa yang memiliki baju terbang bernama “Kotang Antakusuma” dan helm “Basunanda” lengkap dengan sepatu pelindung “pada kacarma” juga menjadi suatu teori tersendiri oleh sejumlah peneliti masalah piring terbang.
Lalu bagaimana sebenarnya pendapat al-Qur’an sendiri mengenai hal-hal yang masih merupakan misteri besar ini ?
Kitab suci al-Qur’an memang tidak bercerita secara jelas (didalam ayat-ayat Muhkamatnya) kepada kita mengenai keberadaan makhluk hidup diluar manusia berikut planet dimana mereka tinggal. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa secara simbolik (melalui ayat-ayat Mutasyabihatnya) al-Qur’an juga menolak keabsahan teori-teori tersebut, sebab sebaliknya justru al-Qur’an menggambarkan kekuasaan Tuhan disemua alam semesta yang melingkupi seluruh makhluk hidup yang ada dan tersebar disemua penjuru galaksi.
Dan diantara ayat-ayat-Nya adalah menciptakan langit dan bumi ; dan Dabbah yang Dia sebarkan pada keduanya. dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. - Qs. 42 Asy-Syura :29
Dan Allah telah menciptakan Dabbah dari almaa’; diantara mereka ada yang berjalan diatas perutnya dan ada juga yang berjalan dengan dua kaki dan sebagiannya lagi berjalan atas empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki, karena sesungguhnya Allah berkuasa atas tiap-tiap sesuatu.. - Qs. 24 An-Nur :45
Melalui surah asy-syura ayat 29 diatas kita memperoleh gambaran dari al-Qur’an bahwa Allah telah menyebarkan dabbah disemua langit dan bumi yang telah diciptakan-Nya. Pengertian dari istilah Dabbah ini sendiri bisa kita lihat pada surah an-Nur ayat 45, yaitu makhluk hidup yang memiliki cara berjalan berbeda-beda, ada yang merayap seperti hewan melata ada yang berjalan dengan dua kaki sebagaimana halnya dengan manusia dan ada pula yang berjalan dengan empat kaki seperti kuda, anjing, kucing dan seterusnya sehingga merujuk istilah Dabbah yang ada dilangit dengan makhluk berjenis Jin atau Malaikat saja dan mengabaikan kemungkinan adanya makhluk jenis lain berarti bertentangan dengan maksud kitab suci sendiri.
Dan hanya kepada Allah saja bersujud semua yang ada dilangit dan dibumi, mulai dari Dabbah hingga para malaikat; sementara para malaikat itu tidak pernah berbuat angkuh – Qs. 16 an-Nahl : 49
Karena itu tanpa mengurangi rasa hormat kita kepada mereka yang menolak keberadaan makhluk hidup diluar jenis manusia dan jin sekaligus menyatakan bahwa hanya diplanet bumi ini sajalah makhluk hidup ciptaan Allah, menurut pendapat penulis pribadi, maka dijaman yang serba modern dan canggih ini apalagi didukung oleh ayat-ayat al-Qur’an sendiri tidaklah bisa dibenarkan. Adalah mustahil kebohongan dilakukan oleh hampir separuh penghuni bumi ini dalam waktu yang berbeda dan bahkan dipisahkan oleh kurun masa berabad-abad dari sekarang.
Su’ud Muliadi[1] misalnya menyatakan dalam bukunya bahwa laporan paling tua mengenai pesawat dari luar angkasa yang mendarat dibumi ini berasal dari abad ke-15 sebelum Masehi, yaitu pada sebuah tulisan Mesir kuno (papirus) yang merupakan bagian dari buku harian Raja Thutmosis III (1504-1450 SM) yang merupakan raja Mesir terbesar dimasa lalu dengan daerah kekuasaannya sampai kesungai Euphrat dan Sudan.
Laporan itu terjadi pada salah satu ekspedisi penaklukkan yang dipimpinnya langsung, dimana dalam perjalanannya Thutmosis III melihat adanya sebuah lingkaran api muncul diangkasa dengan panjang sekitar 1 rod atau ± 5 meter tanpa mengeluarkan suara dan perlahan bertambah tinggi naik keangkasa menuju keselatan dan menghilang dikegelapan malam.
Seterusnya beberapa penemuan Arkeologi kerajaan Romawi kuno juga menunjukkan bahwa penampakan dari piring terbang juga pernah terjadi dimasa lalu. Salah satu penemuan itu berupa mata uang logam Romawi kuno yang berukiran gambar bintang dan sebuah bola dengan antena mirip satelit yang ada dijaman kita modern ini. Pendapat awal yang memperkirakan bahwa bola berantena ini merupakan ukiran matahari akhirnya kandas setelah penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan adanya kenyataan empat sinar cahaya dari bola itu dipancarkan dengan cara yang berlainan terhadap cahaya dari matahari. Apalagi pada mata uang logam tersebut terdapat kata-kata Providentia Deorum yang memuliakan para dewa dan terdapat seorang wanita dalam wujud Providentia muncul dari cahaya yang bersinar tersebut[2].
Selanjutnya berturut-turut Yves Naud dalam bukunya berjudul Peninggalan Masa Lampau yang misterius dan UFO, dan Erich Von Daniken dengan bukunya Adakah makhluk lain dari angkasa luar[3] memberikan kehadapan kita banyak sekali data-data yang memastikan mengenai apa yang telah disampaikan oleh ayat-ayat al-Qur’an tadi. Bahkan menurut Yves Naud berdasarkan penelitiannya yang panjang, teknologi yang pernah dicapai oleh nenek moyang manusia jaman dahulu kala jauh melebihi apa yang sudah dicapai oleh manusia modern sekarang ini.
Hal ini dibuktikannya dengan keberadaan Peta Piri Reis yang merupakan suatu peta dengan rancangan ilmu geografis sangat akurat Konon pada awal abad ke delapan belas, di istana Topkapi Turki, ditemukan peta-peta kuno. Peta itu adalah milik seorang perwira tinggi Angkatan Laut Turki Laksamana Piri Reis. Dua buah atlas yang disimpan di perpustakaan negara di Berlin yang memuat gambar yang tepat dari laut Tengah dan daerah sekitar laut Mati, juga berasal dari Laksamana Piri Reis ini. Semua peta ini telah diserahkan kepada Arlington H. Mallerey seorang Kartograf Amerika untuk diteliti. Mallerey memperkuat fakta yang luar biasa bahwa semua data geografi terdapat pada peta-peta itu, tetapi tidak digambar pada tempat yang semestinya. Ia minta bantuan dari Walters seorang kartograf dari Biro Hidrografi Angkatan Laut Amerika Serikat. Mallerey dan Walters bersama-sama menyusun suatu skala dan mentransformasikan peta itu menjadi bola dunia. Mereka membuat penemuan yang menggemparkan.
Petanya memang cermat, bukan hanya mengenai Laut Tengah dan Laut Mati saja melainkan pantai-pantai Amerika Utara dan Selatan bahkan garis-garis tinggi Permukaan Samudra Antartika pun dilukiskan dengan persis sekali pada peta Piri Reis itu. Peta itu bukan hanya memproduksikan garis besarnya benua-benua melainkan juga topografi dari daerah-daerah pedalaman. Pegunungan, puncak gunung, pulau, sungai dan dataran tinggi; semuanya digambarkan de ngan ketepatan yang luar biasa.
Dalam tahun 1957, peta-peta itu diserahkan kepada Jesnit Lineham, yang menjabat direktur dari Weston Observatory merangkap juru potret pada Angkatan Laut Amerika Serikat. Setelah memeriksanya dengan cermat, Lineham pun hanya dapat memperkuat ketepatannya yang fantastis itu bahkan sampai mengenai daerah daerah yang di masa sekarang jarang sekali dipelajari. Yang paling menonjol ialah bahwa pegunungan di Antartika yang baru ditemukan pada tahun 1952, dalam peta Reis telah terdapat. Pegunungan itu telah tertutup oleh es beratus-ratus tahun lamanya. Peta kita sekarang dibuat berdasarkan hasil pemetaan dengan menggunakan alat-alat gema suara. Penyelidikan terakhir yang dilakukan oleh Profesor Charles. H. Hapgood dan ahli matematika Richard W. Strachan telah memberikan informasi yang lebih mengherankan lagi. Setelah diadakan perbandingan dengan hasil pemotretan bulatan dunia kita yang di lakukan secara modern dari satelit, perbandingan itu menunjukkan bahwa peta aslinya dari Piri Reis itu pasti telah dibuat berdasarkan hasil pemotretan dari udara dengan ketinggian yang jauh sekali.
Sebuah kapal ruang angkasa terbang diam di atas Kairo dan membidikkan kameranya lurus ke bawah, setelah filmnya dicuci maka akan terdapat gambaran ini; segala sesuatu yang ada dalam radius kira-kira 5.000 mil dari Kairo akan direproduksikan secara tepat, karena semuanya ada di bawah lensa. Tetapi negara-negara dan benua-benua di luar radius itu akan berubah reproduksinya dari keadaan sebenarnya. Semakin jauh pandangan kita dari titik pusat gambar, semakin banyak penyimpangan atau perubahan gambarnya. Mengapa ini semua? karena bumi ini berbentuk bulatan, benua-benua yang jauh dari titik pusat seolah tenggelam ke bawah. Negara Amerika Selatan misalnya, tampaknya berubah dengan janggal sekali pada ukuran memanjangnya, persis seperti perubahan pada peta Piri Reis ! Dan juga persis seperti hasil-hasil pemotretan yang dilakukan satelit buatan dari Amerika.
Bagaimana kita bisa menjelaskan hal demikian itu, bagaimana mungkin nenek moyang kita mampu membuat peta seakurat ini dengan pengetahuan mereka yang konon menurut buku-buku sejarah masih dalam taraf hidup didalam gua dan mengembara (nomaden) ? Tidakkah teori yang menyatakan bahwa nenek moyang manusia sebenarnya pernah mencapai kemajuan dibidang ilmu dan teknologi canggih sebelum akhirnya melalui sebuah banjir besar telah melemparkan manusia kembali kejaman batu, bisa diterima ? Bisakah ajaran Islam yang diklaim sebagai ajaran Tuhan semesta alam menjawab semuanya ?
Dan orang-orang yang hidup sebelum mereka sekarang ini telah pernah mendustakan Kami, padahal mereka yang ada sekarang ini belum sampai pada sepersepuluh yang pernah Kami berikan kepada mereka dahulu kala. - Qs. 34 Saba’ : 45
Beberapa penafsir kitab suci ada yang merujuk maksud dari orang-orang yang hidup sebelumnya pada ayat tersebut sebagai orang-orang kafir Mekkah yang sudah meninggal sebelum kenabian Muhammad, akan tetapi adalah sah-sah saja bila kita menafsirkannya dengan makna yang lebih luas dari itu dan menghubungkan ayat ini dengan teori yang sudah kita bahas sebelumnya. Apalagi dalam catatan kakinya yang menjelaskan ayat ini, Departemen Agama Republik Indonesia menulis maksud dari sepersepuluh yang kami berikan kepada orang-orang sebelumnya itu adalah pemberian Allah seputar kepandaian ilmu pengetahuan, umur panjang, kekuatan jasmani, kekayaan harta benda dan sebagainya.[4]
Seperti yang sering saya singgung, bahwa al-Qur’an harus dipahami secara universal dan aktual, sehingga kemonotonan penafsiran yang ada pada tafsir Qur’an tradisional tidak membuat kitab suci ini sebagai sesuatu yang hanya menjadi pajangan dimasjid ataupun bacaan saat menjelang sholat Jum’at. Kita harus melanjutkan misi aktualisasi kitab suci yang sudah dirintis oleh Syaikh Muhammad Abduh dan muridnya Rasyid Ridha diawal abad 20. Bangsa Indonesia sendiri memiliki banyak cendikiawan muslim modern yang telah mencoba memberikan tafsiran baru ayat-ayat al-Qur’an. Sebut saja misalnya nama-nama seperti Dr. Ir. Hidajat Nataatmadja melalui bukunya versi baru Ihya Ulumiddin[5] atau Nurcholish Madjid dalam Khazanah Intelektual Islam[6] serta nama Nazwar Syamsu yang terkenal dengan bukunya Tauhid dan Logika[7].
Dengan begitu, maka kita bisa mendapatkan kitab suci al-Qur’an benar-benar sebagai kitab petunjuk yang bermanfaat bagi manusia didalam mempelajari ilmu dunia maupun ilmu akhirat.
Keberadaan planet-planet yang berfungsi sebagai tempat hidup dan berkehidupan makhluk berjiwa seperti bumi misalnya secara eksplisit bisa juga kita peroleh didalam ayat al-Qur’an :
Allah menciptakan tujuh langit dan seperti itu juga bumi; berlaku hukum-hukum Allah didalamnya, agar kamu ketahui bahwa Allah sangat berkuasa terhadap segala sesuatu; dan Allah sungguh meliputi segalanya dengan pengetahuan-Nya. - Qs. 65 ath-Thalaq : 12
Jika kata langit dan bumi disebut dengan bilangan tujuh yang berarti banyak (lebih dari satu), maka tentu yang dimaksud dalam ayat ini adalah kemajemukan gugusan galaksi yang terdiri dari jutaan bintang dan planet-planet yang ada sebagaimana yang kita ketahui dari ilmu astronomi modern. Oleh karenanya secara tidak langsung al-Qur’an menyatakan kepada kita bahwa Bumi yang kita diami ini bukanlah satu-satunya bumi yang ada dijagad raya.
makhluk-makhluk yang ada dilangit dan dibumi memerlukan Dia, setiap waktu Dia dalam kesibukan. - Qs. 55 Ar-Rahman :29
Setelah berkali-kali mengadakan pengamatan secara teliti menggunakan teleskop-teleskop Observatorium W.M. Keck Hawaii, Observatorium Lick di California dan Observatorium McDonald di Texas sejak bulan Juli 2003 yang lalu, maka hari selasa tanggal 31 Agustus 2004 sejumlah astronom mengumumkan penemuan jenis planet baru yang memiliki lebih banyak kesamaan dengan Bumi dibanding dengan planet-planet gas raksasa yang pernah ditemukan sebelumnya[8]
Planet-planet mirip bumi tersebut yang pertama berada di gugusan Leo memiliki massa 21 kali ukuran bumi dan waktu rotasi 2,64 hari dengan perkiraan jarak lebih kurang 33 tahun cahaya dari Bumi kita sedangkan planet berikutnya berada digugusan Cancer memiliki massa 18 kali dari bumi dan waktu orbit 2,81 hari dengan jarak dari bumi ini sekitar 41 tahun cahaya. Atas penemuan kedua planet ini baik Barbara McArthur, peneliti dari Universitas Texas di Austin maupun Anne Kinney, direktur Direktorat Misi Ilmiah Divisi Jagad Raya NASA sama-sama mengungkapkan rasa optimisnya bahwa teka-teki keberadaan makhluk hidup lain diluar bumi akan segera terjawab.
Planet lainnya yang baru ditemukan dan diduga memiliki juga persamaan dengan bumi adalah planet yang mengorbit bintang Gliese 876 berjarak sekitar 15 tahun cahaya dari bumi pada arah rasi bintang Aquarius dengan massa sebesar 5,9 hingga 7,5 kali massa bumi[9]
Sementara misi antariksa tanpa awak Voyager 1 yang diluncurkan atas kerjasama NASA dan Caltech pada tanggal 5 September 1977 sudah berada diluar tata surya kita dengan jarak 14 milyar kilometer dari planet bumi dan tengah menyelidiki heliopause dan medium antar bintang, ini adalah satu-satunya benda buatan manusia modern yang berada jauh diruang angkasa sehingga untuk dapat menangkap sinyalnya dipusat kontrol Jet Propulsion Laboratory di dekat Pasadena, California dibutuhkan waktu lebih dari 13 jam.[10]
Akhirnya, bersikap terlalu skeptis terhadap sejumlah kalangan yang menyibukkan dirinya untuk melakukan eksplorasi angkasa raya guna menemukan peradaban lain maupun mentertawakan sejumlah penelitian terhadap ilmu pengetahuan yang pernah dicapai oleh nenek moyang manusia dimasa lalu sungguh bukan perbuatan yang bijaksana dan bertentangan dengan kitab suci.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memperolok-olok suatu kaum yang lain, karena boleh jadi mereka itu lebih baik dari mereka yang mengoloknya; dan jangan juga para wanita saling memperolok sesamanya sebab boleh jadi wanita yang diperolokkan itu lebih baik dari wanita yang memperoloknya ; dan jangan kamu mencela dirimu sendiri serta jangan kamu saling memanggil dengan gelar yang jahat. Sejahat-jahat panggilan adalah yang jahat setelah ia beriman dan siapa saja yang tidak bertobat, maka mereka adalah orang yang zhalim. – Qs. 49 al-Hujuraat : 11
Kita selaku manusia modern ini harus segera berhenti meneruskan perilaku pongah yang disertai stagnasi pendapatnya yang usang, keberadaan para aliens alias makhluk berjiwa diplanet bumi yang lain nun jauh dikedalaman langit jangan sampai menimbulkan kekhawatiran berlebihan bahwa pendapat manusia sebagai makhluk termulia akan dilecehkan atau menjadi rusak. Pada hakekatnya manusia ini cuma sekedar makhluk yang hina[11] dengan kediaman berada dipinggiran galaksi tak lebih dari setitik debu berjarak ± 300 juta miliar km dari pusat Bimasakti. Mari kita berhenti berpikir egois dan merasa sebagai makhluk yang paling diperhatikan Tuhan, padahal nyaris setiap hari kita melupakan Tuhan dan bergulat dengan dosa, zinah, korupsi, dusta dan seribu satu macam kufur nikmat lainnya, manusia terlampau membumi sehingga tidak kuasa melepas ke-‘akuannya’.
[1] Su’ud Muliadi, Sm Hk, Mahluk Angkasa Luar dan al-Qur’an, Penerbit PT. Garoeda Boeana Indah, Pasuruan, 1993, hal. 17.
[2] Idem, hal. 21.
[3] Kedua buku ini bisa didownload langsung melalui Internet dari website Beta-UFO dengan alamat http://www.betaufo.com/ dalam format file PDF
[4] al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta, Penerbit Gema Risalah Press Bandung, Edisi refisi tahun 1989, Catatan Kaki no 1244, hal. 691
[5] Dr. Ir. Hidajat Nataatmadja, Karsa Menegakkan jiwa agama dalam dunia ilmiah, versi baru Ihya Ulumiddin, Penerbit Iqra, Bandung, 1982
[6] Nurcholish Madjid, Khazanah Intelektual Islam, Penerbit Bulan Bintang, Jakarta, 1984
[7] Nazwar Syamsu, Tauhid dan Logika, al-Qur’an dasar tanya jawab Ilmiah, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 1980
[8] Kompas Cyber Media, http://www.kompas.com/teknologi/news/0409/01/173543.htm, rubrik Sains & Teknologi
[9] Harian umum Berita Pagi, Planet Baru itu, Kecil dan Berbatu, No. 37 Tahun 1, Rabu, 15 Juni 2005 hal 1
[10] Wikipedia Indonesia, ensiklopedi bebas berbahasa Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Voyager_1
[11] Silahkan buka al-Qur’an surah 32 as-Sajdah ayat 8
Wassalam,

Download File Ini

JIN

Assalamu'alaykum Wr. Wb.
Jin, apa dan bagaimana ?
Sebagaimana telah disinggung oleh surah ar-Rahman dan al-Hijr, bahwa Jin tercipta dari api yang sangat panas, dan dari jenis Jin ini jugalah Iblis berasal.
Dia menciptakan Jin dari nyala api - Qs. 55 ar-rahman : 15
Iblis, adalah dia dari golongan jin - Qs. 18 al-Kahfi : 50
Tetapi apakah semua Jin itu berlaku jahat seperti Iblis ?
mari kita simak pengakuan langsung dari Jin kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang ada di firmankan ALLAH dalam al-Qur’an :
Sesungguhnya diantara kami ada orang-orang sholeh dan diantara kami ada juga yang tidak, karena kami menempuh jalan yang berbeda-beda - Qs. 72 al-Jin : 11
Bagaimana bisa ada Jin yang sholeh dan ada yang jahat ?
Hai umat Jin dan manusia ! Apakah belum datang kepada kalian Rasul-Rasul dari jenismu sendiri ? Yang menyampaikan kepada kalian ayat-ayat Ku ? - Qs. 6 al-an’am : 130
Jelas, Tuhan sudah mengutus kepada bangsa Jin dan manusia sejumlah Rasul-Nya dari jenis mereka sendiri (untuk bangsa Jin Rasulnya juga Jin dan untuk bangsa manusia Rasulnya juga manusia), sehingga seperti umumnya manusia, maka meskipun sudah ada utusan Tuhan, Jin pun tetap saja ada yang ingkar dan ada juga yang beriman. Sepanjang sejarah kerasulan, hanya dua kali penyimpangan pengutusan Rasul manusia yang juga berfungsi selaku Rasul bagi bangsa Jin, mereka adalah Nabi Sulaiman putra Daud dan Nabi Muhammad Saw ayah dari Fatimah az-Zahra.
Apakah ini berarti menentang surah al-an’am diatas ?
Saya tidak melihatnya seperti itu, saya berpendapat bahwa pengutusan Nabi Sulaiman kepada bangsa Jin berhubungan erat dengan mukjizat kenabiannya, bukankah masing-masing Nabi diutus dengan membawa kelebihan tersendiri dari sisi Tuhan ?
Kami tundukkan juga untuk (Sulaiman) setan-setan
- Qs. 38 Shaad : 37
Lalu sebagian Jin ada yang bekerja dihadapan Sulaiman dengan izin Tuhannya - Qs. 34 Sabaa’ : 12
Sementara pengutusan Nabi Muhammad kepada bangsa Jin berhubungan erat dengan status kenabian beliau selaku Khataman Nabi atau penutup para Nabi yang berfungsi menyebarkan rahmat bagi seluruh alam.
Kami tidak mengutusmu kecuali sebagai pembawa rahmat untuk seluruh alam - Qs. 21 al-anbiya : 107
Muhammad itu bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para Nabi.
- Qs. 33 al-ahzaab : 40
Diayat terakhir, Allah tidak menceritakan kepada kita mengenai status kenabian dari Muhammad yang terakhir apakah hanya berlaku untuk bangsa manusia saja ataukah juga berlaku bagi Nabi dari bangsa Jin ? Namun berasumsi dari surah al-anbiya, saya berpendapat bahwa status Khataman-Nabi dari Muhammad bersifat menyeluruh, artinya Beliau adalah Nabi terakhir yang diutus oleh Tuhan bagi Jin dan Manusia.
Darimana kita tahu Nabi Muhammad pernah berdakwah didunia Jin ?
Ceritakanlah : Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan Jin telah mendengar al-Qur’an - Qs. 72 al-Jin : 1
Dan ketika Kami hadapkan serombongan Jin kepadamu untuk mendengarkan al-Qur’an - Qs. 46 al-ahqaaf : 1
Sesungguhnya telah datang kepadaku utusan dari Jin Maka aku mendatangi mereka lalu aku membacakan al-Qur’an terhadap mereka
- Hadis Riwayat Muslim dan Ahmad
Adakah Nabi menjelaskan tentang keadaan atau jenis-jenis Jin yang ada ?
Jin itu tiga jenis : Jenis yang memiliki sayap dan terbang diudara, Jenis ular dan kalajengking dan jenis menetap atau berpindah-pindah
– Hadis Riwayat Thabrani, al-Hakim dan Baihaqi
Apakah wujud Jin itu masih berbentuk api ?
Saya belum mendapatkan informasi pastinya dari al-Qur’an maupun Hadist, akan tetapi menurut saya pribadi, Tidak ! Karena logikanya, manusia pun asalnya adalah tanah, lalu apakah kita ini masih berbentuk tanah juga ? demikian juga pasti dengan Jin, asalnya api, namun keadaan mereka sekarang pasti tidak lagi berbentuk api.
Buktinya, Nabi Muhammad pernah bermaksud untuk mengikat Jin ‘Ifrit yang mencoba mengganggu sholat beliau sehingga wujud dari Jin itu bisa dilihat oleh orang awam dengan mata telanjang namun niat tersebut dibatalkan oleh Nabi sendiri mengingat hal itu sudah pernah menjadi mukjizat Nabi Sulaiman, dan ini mengindikasikan bahwa Jin itu sudah tidak lagi berwujud api, jika tidak, bagaimana cara Nabi mengikat Jin itu ?
Sesungguhnya ‘Ifrit dari Jin telah meloncat kepadaku semalam untuk menghentikan Sholatku dan Allah memberi kuasa kepadaku terhadap Jin itu, maka aku bawa dia. Sebenarnya aku ingin mengikatnya kesebelah pagar masjid sehingga dengan demikian waktu pagi kamu semua dapat melihatnya tapi aku ingat perkataan saudaraku Sulaiman : Ya Tuhanku, ampunilah aku dan berilah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapapun setelahku, karena itu Allah menolaknya dengan mengusirnya – Hadis Riwayat Muslim
Permintaan Nabi Sulaiman pada hadist diatas bisa juga dibaca pada surah 38 Shaad ayat 35, yang intinya Nabi Sulaiman meminta diberikan oleh ALLAH kekuasaan dan mukjizat istimewa yang tidak akan sama dengan manusia dan Nabi manapun yang hidup setelah kematiannya nanti (terbukti dengan di-izinkannya beliau memerintah bangsa Jin dan menguasai bahasa semut dan burung – lihat surah 27 an-Naml ayat 18 dan seterusnya).
Kembali lagi pada wujud Jin, masih menurut saya, tanah maupun api merupakan unsur pembentuk pertama dan setelah melalui proses-proses yang ada, maka unsur-unsur tersebut hanya akan membekas pada sifat dan bukan lagi pada bentuk atau wujud tubuh dari manusia atau Jin. Sifat tanah itu keras, maka sifat dan hati manusia pun banyak yang keras, begitu pula sifat tanah itu lembut dan lengket, maka manusia juga tidak jarang memiliki sifat yang lemah lembut serta penyayang (melekatkan hati kepada sesuatu, baik dari sisi positip atau negatip). Sementara sifat api adalah panas, membakar, mudah dibawa oleh angin serta menghancurkan, maka ini juga yang menjadi sifat dari Jin dan mempengaruhi watak Iblis yang sombong, egoisme, mau menang sendiri, jahat, kejam serta siap menghancurkan atau menjerumuskan musuh-musuhnya.
Selanjutnya, apakah Jin memiliki markas besar tempat semua jenisnya berkumpul ?
Tidak ada informasi yang pasti seputar hal ini, namun Nabi ada menyatakan bahwa istana Iblis ada diatas air.
Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya diatas air, Kemudian dia mengutus pasukannya Maka yang paling dekat kepadanya adalah yang paling hebat fitnahnya - Hadis Riwayat Muslim dari Jabir
Mungkinkah lautan Bermuda adalah tempat dimana singgasana Iblis berada seperti hadis diatas, mengingat banyaknya kejadian aneh seperti hilangnya kapal laut dan udara yang melalui tempat tersebut ?
Jawabnya pun kita tidak tahu pasti mengenai hal ini, namun harus diketahui juga bahwa laut Bermuda bukan satu-satunya tempat yang dianggap lautan setan, di Jepang terbukti ada juga lautan sejenis yang bernama Laut Formosa bahkan dipulau Jawa sendiri juga ada Laut Selatan yang dianggap orang sebagai pusat kerajaan Roro Kidul.
Wassalam,

Download File Ini

BEDA SETAN DAN IBLIS

Assalamu'alaykum Wr. Wb.
Apa beda Setan dan Iblis ?
Mendengar kata Setan, maka seketika pikiran kita biasanya akan langsung membayangkan sesosok makhluk yang seram, hitam, bertanduk dikepalanya, kedua matanya merah, gigi tajam tak ubahnya drakula, dan memiliki ekor dengan ujungnya seperti anak panah.
Akan tetapi apakah memang demikian keadaan setan sebenarnya ?
Jika kita membuka lembaran-lembaran kitab suci dan juga hadis-hadis yang meriwayatkan perihal setan itu sendiri, ternyata kita TIDAK akan menemukan penggambaran sosok setan seperti yang kita bayangkan itu. Tidak ada keterangan apapun dari Allah didalam al-Qur’an maupun juga dari Rasul didalam Hadisnya mengenai perwujudan asli dari makhluk yang bernama setan ini.
Satu hal lain yang sangat lumrah terjadi dimasyarakat, bila kita menyebut setan maka biasanya kitapun akan sering mengindentikkannya dengan Iblis, yaitu suatu makhluk yang diceritakan oleh al-Qu’ran sebagai pembangkang perintah Tuhan saat disuruh bersujud kepada manusia yang oleh Tuhan berfungsi sebagai Khalifah dibumi (Lihat Qs. 2 al-Baqarah : 34, Qs. 7 al-A’raaf : 11, Qs. 15 al-Hijr : 31, Qs. 17 al-Israa’ : 61, Qs. 18 al-Kahfi : 50, Qs. 20 Thaaha : 116 dan Qs. 38 Shaad : 74).
Menurut Encyclopedia Britannica, kata setan sebenarnya berasal dari bahasa Ibrani yang berarti “musuh” dan biasanya ditujukan kepada jenis Jin yang ingkar dan melakukan bisikan jahat terhadap manusia sebagai tindakan godaan dan kesuksesan mereka adalah bergantung dari kecerdikannya.
Pernyataan tersebut tidak bertentangan dengan pernyataan al-Qur’an maupun hadis Nabi berikut :
Kami jadikan para Nabi itu musuh-musuh setan, yaitu dari jenis manusia dan Jin - Qs. 6 al-an’am : 112
Sungguh, aku melihat setan-setan Jin dan manusia lari dari Umar
- Hadis Riwayat Tirmidzi
Dari ayat dan hadis tersebut, digambarkan oleh al-Qur’an bahwa setan itu terbagi atas dua jenis, yaitu setan dalam wujud manusia dan setan dalam wujud Jin. Dan dari sini juga ada indikasi bahwa yang namanya setan itu tidak selamanya identik dengan Iblis.
Maka sujudlah mereka kecuali Iblis, adalah dia dari golongan jin
- Qs. 18 al-Kahfi : 50
Jadi, Iblis itu sendiri dinyatakan Allah berasal dari golongan Jin, tidak ada Iblis dari golongan manusia, sehingga mengidentikkan antara Iblis dan Setan tidaklah selamanya benar.
Lalu, setan dari jenis manusia itu apa dan bagaimana ?
Sabda Nabi :
Apabila tiba bulan Ramadhan, dibukalah pintu langit, dikunci pintu neraka dan setan dibelenggu
Hadis Riwayat Bukhari dari Abu Hurairah
Pernyataan Nabi bahwa pintu langit dibuka pada bulan Ramadhan tentunya dimaksudkan sebagai terbukanya pintu rahmat dan pintu ampunan Allah bagi para hamba-Nya yang berpuasa, sementara terkuncinya pintu neraka adalah tertutupnya pintu azab Allah selagi kita menggunakan kesempatan dibulan suci itu untuk melakukan introspeksi diri (bahasa agamanya : bertaubat) serta memperbanyak amal ibadah.
Dan pernyataan setan dibelenggu pada bulan Ramadhan juga tidak mungkin kita artikan secara kontekstual yang sebenarnya, sebab memang pada kenyataannya dibulan Ramadhan masih banyak kejahatan merajalela, penyembahan berhala, minum-minuman keras, main perempuan dan aneka tindak kriminal lainnya.
Jadi, yang dimaksud oleh Nabi itu tidak lain adalah pada bulan Ramadhan itu sewajarnya hawa nafsu kejahatan yang senantiasa ada pada diri manusia itu lebih terkekang karena simanusianya seharusnya sibuk melakukan pendekatan diri kepada Tuhan, banyak melakukan dzikir serta menahan makan dan minum yang merupakan sumber dari timbulnya nafsu negatif.
Kesimpulan ini sesuai juga dengan sabda Nabi yang lain :
Sesungguhnya setan itu berjalan pada manusia melalui tempat jalannya darah Maka persempitlah tempat jalannya dengan lapar
Hadis Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ibnu Majah
Tidaklah mungkin pada tubuh kita ini ada setan (dalam pengertian makhluk Jin) yang berdiam, sebab jika itu benar maka kita semua ini bisa dikatakan kesurupan setiap hari, karena itulah maka yang disebut sebagai setan itu adalah dorongan negatif yang selalu berusaha mendominasi semua perbuatan dan pikiran kita setiap waktu (seiring dengan perjalanan darah).
Bukankah Nabi juga pernah bersabda tatkala beliau kembali dari medan perang :
Kita baru saja kembali dari peperangan kecil menuju keperang yang besar Yaitu perang melawan hawa nafsu
- Hadis Riwayat al-Khatib dari Jabir
Pada Hadis yang sudah kita kutip sebelumnya Nabi menyatakan bahwa lapar (berpuasa) merupakan salah satu cara mengekang diri dari tindakan negatif yang justru merugikan diri kita sendiri.
Sabda Nabi yang lain :
Jika kalian mendengar suara keledai maka belindunglah kepada Allah dari setan. Karena sesungguhnya dia melihat setan
– Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim
Sekali lagi, jika memang didalam diri manusia ini ada setan dalam pengertian makhluk halus, maka apakah setiap keledai melihat manusia juga pasti akan bersuara (melenguh) sebab pada saat yang sama seharusnya dia juga melihat setan didalam diri manusia ?
Sementara jika kita mengartikan setan sebagai energi negatif atau dorongan nafsu untuk berbuat kejahatan (menentang jalan Tuhan) maka hal ini sesuai dengan pernyataan al-Qur’an :
Lalu ALLAH mengilhamkan kepada jiwa (Nafs) itu (nilai-nilai) fasiq dan (nilai-nilai) taqwa - Qs. 91 asy-syams : 8
Bersesuaian pula dengan teori yang ada pada ilmu Psiko-linguistik yang menyatakan bahwa manusia dilahirkan didunia bukan dengan piring kosong (teori Tabula rasa), manusia dilahirkan dengan dibekali faculties of the mind atau ada juga yang mengistilahkannya sebagai innate properties [1].
Semuanya berpulang kepada kita, mana yang akan kita ikuti, apakah semangat berbuat kebaikan ataukah semangat untuk berlaku jahat ?
Ketahuilah, bahwa didalam jasad ada gumpalan, bila gumpalan itu baik maka baiklah seluruh jasad dan apabila rusak maka rusaklah seluruh jasad ketahuilah bahwa itulah hati - Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim
Semakin kita condong pada perbuatan negatif (hawa nafsu), maka Iblis yang sejak awal mengumumkan permusuhannya dengan manusia, akan mengerahkan semua bala tentaranya dari kalangan Jin yang juga memiliki sifat jahat untuk menambah semangat kita berbuat hal yang batil dengan jalan membisik-bisikkan rayuan fatamorgana didalam hati.
Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain tipuan belaka - Qs. 3 an-nisa’ : 120
... Kejahatan setan yang biasa bersembunyi, yang berbisik kedalam dada manusia dari Jin dan manusia - Qs.114 an-nas : 4 – 6
Kita semua sudah mengetahui bahwa antara ALLAH dan Iblis telah terjadi satu perjanjian dimana Iblis diberi kebebasan oleh Tuhan untuk mengadakan cobaan serta ujian atas keimanan manusia terhadap-Nya.
Dan ajaklah siapa yang kamu sanggupi diantara mereka dengan ajakanmu, kerahkanlah kepada mereka pasukanmu yang berkendaraan dan pasukanmu yang berjalan kaki lalu bersekutulah bersama mereka dalam urusan harta dan anak-anak dan berilah mereka janji
- Qs. 17 al-Isra : 64
Disamping itu, mungkin kita juga perlu melakukan kajian secara komprehensif terhadap beberapa hadis Nabi yang menghubungkan penyakit dengan setan dan menghubungkan pula antara suatu perbuatan dengan setan misalnya :
Hendaklah seseorang diantara kamu makan, minum dan mengambil dengan tangan kanannya karena setan itu makan, minum dan memberi dengan tangan kirinya - Hadis Riwayat Ibnu Majah
Apabila salah seorang dari kalian menguap, hendaklah diletakkan tangannya dimulutnya dan tidak memanjangkan suaranya, karena sungguh setan mentertawakannya - Hadis Riwayat Ibnu Majah
Tutuplah bejana, tutuplah tempat-tempat air, tutuplah pintu dan padamkanlah lampu Sebab setan tidak singgah ditempat air yang tertutup, tidak membuka pintu tertutup Serta tidak membuka bejana yang tertutup – Hadis Riwayat Bukhari
Janganlah kalian kencing dilobang - Hadis Riwayat Abu Daud, Nasa’i dan Ahmad
Jangan kalian melepas ternak-ternak kalian dan anak-anak kalian saat matahari terbenam hingga kegelapan malam, sebab sungguh, setan bergentayangan saat matahari terbenam hingga hilang gelapnya malam - Hadis Riwayat Muslim
Beberapa hadis diatas meskipun teksnya dihubungkan dengan setan, namun bisa kita tinjau dari sisi tata krama, medis maupun keselamatan.
Orang yang makan, minum atau melakukan aktivitas dengan tangan kirinya berkesan orang yang tidak sopan dan jorok, sebab secara umum, tangan kiri kita gunakan untuk –maaf- mencebok sisa kotoran dipantat. Lalu secara psikologis, apakah kita mau makan makanan yang bersih dan sehat dengan tangan yang biasa memegang kotoran ?
Lalu bayangkan kita menguap lebar-lebar sambil bersuara “hhaaaahhh...” ditengah orang banyak atau didekat orang yang anda sayangi ataupun malah didalam suatu rapat, apa kesan orang-orang tersebut kepada kita ? Selain itu jika saat kita menguap lebar itupun akan memungkinkan virus-virus tertentu yang ada diudara masuk melalui mulut.
Perintah Nabi untuk menutup tempat-tempat air yang terbuka, mematikan lampu dan menutup pintu tidak lain agar makanan dan minuman kita bersih dari penyakit yang berbahaya seperti jentik nyamuk demam berdarah atau jilatan binatang sejenis kucing, tikus dan sebagainya.
Mematikan lampu sebelum tidur adalah langkah efisiensi atau penghematan sekaligus mencegah terjadinya arus pendek yang bisa mengakibatkan kebakaran apalagi pada masa lalu orang menggunakan lampu teplok dan lilin untuk penerangan sehingga tidak menutup kemunginan lampu teplok itu jatuh kelantai dan mengenai kain sehingga terjadi kebakaran.
Dan larangan kencing dilobang menurut saya agar tidak timbul penyakit maupun aroma tak sedap dari lobang bekas kencing, ini tentu saja pengecualian bagi lobang WC yang bisa disiram sehingga tidak menimbulkan bau dan penyakit sebagaimana pernah diungkapkan oleh Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manarnya bahwa makhluk-makhluk hidup yang halus yang dikenal orang sekarang dengan perantaraan mikroskop dan diberi nama mikroba ada kemungkinan juga termasuk jenis Jin jahat (setan) yang menjadi penyebab dari berbagai macam penyakit [2].
Menutup pintu tidak lain agar rumah kita tidak dimasuki setan manusia berupa maling, rampok atau sejenisnya yang dapat merugikan kita sendiri. Sementara larangan Nabi agar tidak melepaskan ternak dan anak-anak diwaktu matahari tenggelam hingga pagi hari tidak lain untuk menghindarkan kita dari ulah penculik anak dan maling binatang.
Kesimpulan akhir adalah setan itu merupakan segala sesuatu yang bersifat jahat yang bisa menjerumuskan seseorang dalam suatu bahaya, baik bahaya didunia maupun bahaya diakhirat. Setan bisa berupa hawa nafsu negatif yang merangsang seseorang untuk berlaku jahat dan menyimpang dari kebenaran. Setan juga bisa menimbulkan penyakit tertentu dan setan juga bisa berwujud Jin yang jahat.
Jadi, jika ada manusia yang selalu melakukan kejahatan, kebiadaban atau kenistaan maka dia adalah setan berwujud manusia, demikian pula bila ada Jin yang berlaku sama seperti itu maka dia adalah setan berwujud Jin.
Sebagai tambahan penutup, dalam al-Qur’an Allah tidak pernah menyinggung asal penciptaan setan, namun Allah telah menyinggung asal penciptaan Jin dan Manusia didalam banyak ayatnya, sementara asal penciptaan Malaikat disinggung oleh Nabi dalam sebuah Hadisnya :
Sesungguhnya, orang-orang yang bertaqwa, bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat ALLAH, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. - Qs. 7 al-a’raf : 201
Jika setan mengganggumu, maka mohonlah perlindungan kepada ALLAH, sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui - Qs. 41 fushilat : 36
Referensi :
---------
[1]Soenjono Dardjowidjojo, Psiko-linguistik : Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, Yayasan Obor Indonesia, 2003
[2]Syaikh Muhammad al-Ghazali, Studi Kritis atas Hadis Nabi Saw : Antara pemahaman tekstual dan kontekstual dengan pengantar : Dr. M. Quraish Shihab, Terj. Muhammad al-Baqir, Penerbit Mizan, 1993, hal. 125
Wassalam,

Download File Ini

TESIS HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME DENGAN KINERJA PELAYANAN APARATUR PEMERINTAHAN KECAMATAN

TESIS HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME DENGAN KINERJA PELAYANAN APARATUR PEMERINTAHAN KECAMATAN

(KODE : PASCSARJ-0211) : TESIS HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME DENGAN KINERJA PELAYANAN APARATUR PEMERINTAHAN KECAMATAN (PROGRAM STUDI : ADMINISTRASI PUBLIK)


BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan untuk menyediakan dan memberikan layanan publik yang berkualitas dan tepat sasaran merupakan salah satu indikator penting keberhasilan pemerintah daerah. Pemerintah dituntut memberikan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang berkembang dan berubah secara dinamis. Dengan demikian peranan dan cara kerja pemerintah harus berubah sesuai dengan tuntutan dan dinamika masyarakat. Pelayanan umum pemerintah yang melibatkan seluruh aparatur pemerintah semakin terasa dengan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hak atas pelayanan yang berkualitas. Namun ternyata hak masyarakat atau perorangan belum dapat dipenuhi secara memuaskan oleh aparatur pemerintah.
Berbagai media massa, seperti siaran televisi atau koran, sering melupakan dan mengulas berbagai kelemahan memberikan layanan publik atau aparat pemerintah pada berbagai lini dan berbagai daerah, mulai dari mengurus KTP, membuat izin usaha dan berbagai keperluan lainnya serta terjadinya korupsi. Untuk itu pemerintah telah bersikap benar dengan memprioritaskan pengesahan Rancangan Undang-Undang Pelayanan Publik dan Rancangan Undang-Undang Reformasi Pemerintah pada tahun 2008 sebagai acuan sebagaimana aparatur pemerintah memberikan layanan kepada masyarakat (Kompas Online, 22 Mei 2007). Keadaan seperti itu menuntut penyelenggaraan pemerintah menjadi profesional dan handal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Secara umum Sundarso dkk (2006) menyebutkan bahwa : 
"Masyarakat sekarang menuntut pelayanan yang sederhana, adanya kejelasan dan kepastian, keamanan, dan kenyamanan, keterbukaan, efisien dan ekonomis, keadilan dan ketepatan waktu. Ini mengakibatkan kinerja birokrasi pemerintah hams terus menerus memperbaiki dirinya. Bila tidak meningkatkan performance-nya, masyarakat akan kecewa dan bila tersedia alternatif pelayanan lain maka dapat dipastikan masyarakat akan mengambil alternatif tersebut" (hal. 2.14)
Sehubungan dengan lingkup dan penyedia layanan publik, Nurcholis (2004) menyebutkan bahwa : 
"Kesejahteraan masyarakat merupakan fungsi pelayanan Pemerintah Daerah artinya kesejahteraan masyarakat akan terwujud manakala Pemerintah Daerah memberikan pelayanan publik tersebut mencakup pelayanan perorangan dan kelompok, pelayanan dalam bidang pembangunan sarana dan prasarana untuk menumbuhkan kegiatan ekonomi, dan pelayanan dalam bidang perlindungan masyarakat." (hal 4.13)
Organisasi pemerintah dalam menjamin terpenuhinya kepentingan masyarakat dapat dilihat dari fungsi pengaturan kehidupan masyarakat. Berhubungan dengan hal tersebut, lahirnya Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, menggantikan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah membawa paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintah daerah yang mengubah secara mendasar praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Salah satu perubahan paradigma yang terjadi menyangkut kedudukan, tugas, fungsi dan kewenangan camat. Perubahan tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan mengubah bentuk organisasi, pembiayaan, pengisian personil, pemenuhan kebutuhan logistik serta akuntabilitasnya. Pada masa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, disebutkan bahwa kecamatan merupakan wilayah administratif pemerintahan dalam rangka dekonsentrasi yakni lingkungan kerja perangkat pemerintah yang menyelenggarakan tugas pemerintahan umum di daerah. Secara jelas disebutkan pada pasal 81 Undang-undang ini bahwa wewenang, tugas dan kewajiban camat sebagai kepala wilayah, sebagai berikut : 
a. Membina ketentraman dan ketertiban di wilayahnya sesuai dengan kebijaksanaan ketentraman dan ketertiban yang ditetapkan oleh Pemerintah.
b. Melaksanakan segala usaha dan kegiatan di bidang pembinaan ideologi negara dan politik dalam negeri serta pembinaan kesatuan bangsa sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.
c. Menyelenggarakan koordinasi atas kegiatan-kegiatan instansi-instansi vertikal, dan dinas-dinas daerah, baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan untuk mencapai daya guna dan hasil guna sebesar-besarnya.
d. Membimbing dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan daerah.
e. Mengusahakan secara terus menerus agar segala peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah dijalankan oleh instansi-instansi pemerintah dan pemerintah daerah serta pejabat-pejabat yang ditugaskan untuk itu serta mengambil segala tindakan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan.
f. Melaksanakan segala tugas pemerintah yang dengan atau berdasarkan peraturan perundang-undangan diberikan kepadanya.
g. Melaksanakan tugas pemerintahan yang tidak termasuk dalam tugas sesuatu instansi lainnya.
Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa kecamatan sebagai wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah kota. Selanjutnya dinyatakan bahwa perangkat daerah kabupaten/kota terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan. Kecamatan bukan lagi wilayah administrasi pemerintahan melainkan wilayah kerja dari perangkat daerah.
Perubahan pengertian kecamatan sebagaimana dikemukakan di atas membawa konsekuensi pada perubahan kedudukan camat sebagai pimpinan organisasi kecamatan. Camat sebagai perangkat daerah yang bertugas memberikan pelayanan tertentu, yang tidak lagi berkewajiban untuk ikut menjalankan sebagian tugas/kewenangan kabupaten/kota. Camat dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Artinya camat tidak memiliki kewenangan atributif, tetapi bersifat delegatif, yakni delegasi dari pejabat bupati/walikota. Besar kecilnya fungsi dan peran camat akan sangat tergantung seberapa besar delegasi kewenangan yang diberikan oleh bupati/walikota kepadanya.
Dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintahan, tugas camat meliputi mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat, mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan, mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum, mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan, membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan atau kelurahan dan melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan kemasyarakatan dalam wilayah kecamatan. Berdasarkan Kepmendagri nomor 158 tahun 2004 camat mempunyai tupoksi melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati wilayah, kebutuhan daerah dan tugas pemerintahan lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Oleh sebab itu untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah kecamatan harus memiliki aparatur yang berkualitas, memiliki kinerja, motivasi yang tinggi serta organisasi yang valid.
Menurut pendapat Agus Dwiyanto (2006), mengatakan bahwa orientasi kekuasaan penyelenggaraan pelayanan publik yang amat kuat selama ini telah membuat birokrasi menjadi semakin jauh dari misinya untuk memberikan pelayanan publik. Selanjutnya dikatakan oleh L. Poltak Sinambela (2006) bahwa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat terus mengalami pembaruan, baik dari sisi paradigma maupun format pelayanan seiring meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan di dalam pemerintah itu sendiri. Amri Yousa (2004) sependapat bahwa kecamatan yang merupakan perangkat daerah terdekat dengan masyarakat akan lebih mudah mengetahui tuntutan dan aspirasi masyarakat sekaligus memenuhinya. Karena itu menempatkan organisasi kecamatan sebagai pusat pelayanan (close to the customer) merupakan prasyarat untuk menjamin efektifitas pelayanan umum.
Oleh sebab itu birokrasi dan para pejabatnya agar tidak menempatkan dirinya sebagai penguasa dari pada sebagai pelayan masyarakat, yang akan menyebabkan sikap dan perilaku birokrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik cenderung mengabaikan aspirasi dan kepentingan masyarakat. Peningkatan kualitas birokrasi atau aparat menjadi titik sentral dari peningkatan daya saing, tidak terkecuali sumber daya manusia pada aparat kecamatan. Keterlambatan dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia akan berakibat pada kurang responsifnya aparat terhadap tuntutan-tuntutan masyarakat dan terhadap tantangan-tantangan yang muncul dalam era globalisasi. Namun, perlu tetap diingat bahwa kemampuan yang dimiliki tidak akan dapat dikembangkan jika mereka bekerja pada suatu sistem birokrasi pemerintah yang tidak memungkinkannya mengembangkan kemampuan tersebut.
Birokrat pemerintah harus mempunyai kemampuan yang generalis spesialis. Artinya, birokrasi pemerintah dituntut untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara meliputi segala aspek kehidupan. Namun, di sisi lain juga harus ahli di bidangnya yakni pemerintahan. Secara umum kualitas birokrasi pemerintah yang diharapkan akan menciptakan suatu kinerja birokrasi yang baik dan efektif.
Menurut pendapat Agus Dwiyanto (2006) mengatakan bahwa : 
Kajian mengenai kinerja birokrasi publik, terutama yang terlibat dalam pelayanan publik, memiliki nilai yang amat strategis. Informasi mengenai kinerja birokrasi pelayanan publik dan faktor-faktor yang ikut membentuk kinerja birokrasi tentu amat penting untuk diketahui agar kebijakan yang holistik untuk memperbaiki kinerja bisa dirumuskan. Tanpa didasarkan pada informasi yang akurat dan reliabel, kebijakan reformasi birokrasi tidak akan mampu menyentuh semua aspek dimensi persoalan yang selama ini menghambat upaya perbaikan kinerja birokrasi publik. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki kinerja birokrasi tidak pernah mampu menghasilkan perubahan yang berarti. Hal ini terjadi karena kebijakan tersebut gagal menyelesaikan berbagai masalah yang selama ini ikut memberikan kontribusi pada rendahnya kinerja birokrasi (hal. 11)
Berkaitan dengan kecamatan secara faktual keberadaan kecamatan sangat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (public service). Sebagai pusat pelayanan maka menurut Depdagri (2004 : 12) bahwa : "Kecamatan dalam penyelenggara pelayanan masyarakat berfungsi sebagai penyelenggaraan perijinan yang dilimpahkan, penyelenggaraan pemerintahan yang dilimpahkan, penyelenggaraan pembangunan/kegiatan yang dilimpahkan dan penyelenggaraan pelayanan dasar yang dilimpahkan".
Pelayanan publik yang diselenggarakan di kecamatan tersebut tidak terlepas dari kesan masyarakat terhadap birokrasi pemerintah, sebagaimana yang pendapat Miftah Thoha (1995) dalam Sundarso dkk (2006) mengatakan bahwa : 
Bagi para pelaku ekonomi, birokrasi adalah pola kerja aparat pemerintahan yang tidak profesional yang sering berarti biaya tambahan yang mau tidak mau harus dibebankan kepada konsumen. Bagi masyarakat awam, birokrasi hanya berstatus rakyat. Birokrasi adalah penggusuran, pungli, kolusi, korupsi, dan berbagai konotasi menyakitkan lainnya. Akibatnya birokrasi dipandang sebagai sosok yang selalu tampil dengan wajah seram, yang membuat hidup tidak tentram (hal 2.12).
Selanjutnya Achmad Batinggi (2005) menyatakan bahwa : 
Pelayanan umum dalam kenyataannya sangat luas karena menyangkut semua aspek, sehingga upaya peningkatannya dalam pelaksanaannya perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh seperti masalah yang dihadapi aparatur pemerintah kurangnya profesionalisme, baik yang menyangkut ketrampilan, keahlian dan tingkat pengetahuan dari aparatur pemerintah. Termasuk juga mekanisme dan prosedur serta sarana dan prasarana (2.14).
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan kinerja yang lebih intensif dan optimal pada organisasi pelayanan publik.

B. Perumusan Masalah
Di dalam melaksanakan tugasnya aparatur pemerintah pada Kantor Camat X sering kali menghadapi berbagai permasalahan. Sebagai organisasi administratif, masalah yang dihadapi kecamatan lebih banyak bersifat manajerial dibandingkan misalnya dengan masalah yang bersifat politis. Kompleksitas masalah yang dihadapi berkaitan erat dengan banyaknya jumlah penduduk yang dilayani, tingkat heterogenitasnya, dan banyaknya jumlah desa dan jangkauan serta jarak yang tidak terlalu mudah ditempuh, pegawai yang tidak berdiam di lokasi bertugas.
Disamping itu masalah layanan publik di Kantor Camat X sangat mungkin berhubungan dengan profesionalisme aparatur pemerintahan kecamatan. Profesionalisme ini diindikasikan baik melalui perilaku kerja atau cara bekerja termasuk misalnya itikad kerja dalam memberikan layanan, kemampuan memberikan layanan dan lain sebagainya. Sampai saat ini belum pernah dilakukan kajian sistematis untuk mengukur profesionalisme kerja pegawai Kecamatan X.
Adapun pemerintah Kecamatan X yang merupakan komponen penyelenggaraan yang berada relatif tidak terlalu jauh dari ibukota kabupaten dan semakin terus berkembang memiliki permasalahan tersendiri. Maju dan cepat berkembangnya suatu wilayah tentunya dituntut kemampuan seorang camat dan stafnya dalam memberikan pelayanan publik dengan baik. 
Kantor Camat X sebagai organisasi publik beserta perangkatnya dalam memberikan pelayanan publik harus dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan. Untuk itu perlu ditingkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan keinginan masyarakat pengguna jasa layanan. Untuk organisasi pelayanan publik seperti Kantor Camat X, informasi mengenai kinerja tentu sangat berguna untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang diberikan oleh organisasi itu memenuhi harapan dan memuaskan pengguna jasa. Menurut Dharma Setyawan (2004) yang menyatakan bahwa dalam masyarakat yang menerima jasa atau yang dilayani dapat menilai hasil karya tersebut sebagai kinerja organisasi, dan para pemimpin organisasi yang bersangkutan mengevaluasi hasil karya individu dan unit kerja yang berada dalam tanggung jawabnya.
Dengan kondisi masyarakat yang sangat majemuk atau heterogen dan pesatnya perkembangan masyarakat dan sebagai wilayah memiliki jumlah penduduk cukup padat dan berkembang dengan pesat dalam wilayah Kecamatan X serta tingkat kemampuan perangkat kecamatan untuk bekerja secara profesional yang beragam, maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut : 
1. Bagaimana kinerja pelayanan publik Kantor Camat X ?
2. Apakah ada hubungan antara profesionalisme dengan kinerja pelayanan aparatur pemerintahan kecamatan di Kantor Camat X ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian yang dilakukan bertujuan : 
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana kinerja pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Kantor Camat X.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara profesionalisme dengan kinerja pelayanan aparatur pemerintahan kecamatan di Kantor Camat X.

D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai penjelasan dari penelitian itu sendiri, antara lain adalah : 
1. Memberi masukan tentang berbagai kekurangan dalam pelayanan publik pada pemerintahan kecamatan.
2. Memberi masukan bagi peningkatan pelayanan publik pada pemerintahan kecamatan khususnya maupun pemerintahan kabupaten.
3. Memberi kontribusi kepada pengembangan ilmu administrasi publik berupa terapan empiris teori administrasi publik.