Oleh Tri Marhaeni P Astuti - (Bagian Pertama dari Dua Tulisan
ADA apa sesungguhnya dengan Kurikulum 2013? Begitu banyak silang
pendapat ketika pemerintah akan memberlakukan Kurikulum 2013. Lewat
tulisan pendek ini saya tak hendak ikut bersilang pendapat, akan tetapi
sekadar ingin "berbagi cerita" mengenai proses-proses dalam penyusunan
kurikulum. Sebagai anggotaTim Penyusun Kurikulum Mata Pelajaran
Antropologi, saya tak hendak bersombong diri, melainkan sekadar berbagi
pengalaman, siapa tahu ada manfaatnya.
Pertama, apa dan bagaimana tentang Kompetensi Inti yang banyak
diperdebatkan itu? Kompetensi Inti berisi kebiasaan berpikir dan
bertindak yang merupakan perwujudan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dipelajari. Kurikulum 2013 menitikberatkan struktur capaian pada
Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan. Sementara Kurikulum sebelumnya
bertitik berat pada Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan.
Hal itu jelas berimplikasi pada struktur dan isi kurikulum. Mengapa
berubah capaian dengan menitikberatkan pengutamaan "sikap", dan bukan
"pengetahuan"? Karena kurikulum ini "berharap" suatu perubahan sikap
peserta didik sebagai hal yang utama. Kalau peserta didik mempunyai
sikap yang baik, terpuji, jujur, dan disiplin maka mereka akan menyerap
ilmu dengan baik, terarah, sadar, "butuh" tanpa dipaksa. Mereka sudah
dapat memilih mata pelajaran atau ilmu yang akan ditekuninya sejak dari
SMA. Oleh karenanya, di SMA ada mata pelajaran peminatan.
Kurikulum 2013 juga bermaksud mengurangi verbalisme, dengan paradigma
indirect learning dan direct learning (tidak semua Kompetensi Dasar
diajarkan secara langsung). Kompetensi Inti 1 dan 2 (lazim disebut KI 1
dan KI 2) berisi kompetensi tentang nilai yang disampaikan secara
indirect learning, sehingga pada KI 1 dan KI 2 yang memuat
nilai-ketuhanan dan nilai-nilai sosial-kemanusiaan ini tidak ada materi
yang diajarkan akan tetapi menjadi "semangat" di dalam setiap mata
pelajaran di semua tingkat.
Misalnya, pada KI 1 yang berisi menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya (berlaku semua mata pelajaran dan di semua jenjang)
dapat diwujudkan dalam Kompetensi Dasar sebagai berikut, untuk
pelajaran Fisika misalnya, mensyukuri kebesaran Tuhan dengan ciptaan-Nya
berupa alam seisinya dengan berbagai gerak gaya gravitasi yang sudah
diatur tanpa menimbulkan kekisruhan. Dalam pelajaran Biologi, mensyukuri
kebesaran Tuhan berdasarkan ajaran agama yang dianut tentang
ciptaan-Nya berupa alam seisinya dan mensyukuri anugerah ciptaan
tersebut.
Dalam pelajaran bahasa (baik asing maupun Indonesia), menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianut dengan mensyukuri anugerah Tuhan
tentang keragaman bahasa dan tradisi lisan yang ada. Untuk pelajaran
Antropologi kelas X misalnya, kompetensi dasarnya dapat berupa
mensyukuri keberagaman agama, budaya, tradisi, dan bahasa dalam
kehidupan sebagai anugerah Tuhan Yang Mahaesa. Atau, untuk Sosiologi
kelas X misalnya, mensyukuri keberagaman agama dalam kehidupan sosial
budaya sebagai anugerah Tuhan.
Tidak Membebani
Demikian pula dalam KI 2 yang berisi (saya singkat substansinya saja
karena keterbatasan ruang) menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli. Untuk pelajaran di SD berupa Jaringan
Tematik: diri sendiri, jujur, tertib, dan bersih. Untuk Matematika,
dengan menata benda-benda di sekitar ruang kelas berdasarkan dimensi
(bangun datar, bangun ruang), beratnya, atau urutan kelompok terkecil
sampai terbesar dengan rapi (menunjukkan kedisiplinan dan tanggung
jawab).
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan:
mengetahui dan mampu memilih jajanan sehat, mengetahui cara menjaga
kebersihan diri yang meliputi kebersihan badan, kuku, kulit, gigi, dan
rambut serta pakaian. Seni, Budaya dan Desain: menunjukkan rasa ingin
tahu untuk mengenal alam di lingkungan sekitar sebagai ide untuk
berkarya.
Dalam PKN: menunjukkan perilaku baik (jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli/ kasih sayang, dan percaya diri) dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru sebagai perwujudan nilai
dan moral Pancasila. Dalam Bahasa Indonesia: menunjukkan perilaku baik
dan sopan dalam mendengarkan dan berbicara pada saat memperkenalkan
identitas diri, bercakap-cakap dengan keluarga, guru, dan teman.
Sementara itu KI 3 berisi pengetahuan dan KI 4 berisi proses
pembelajaran, dan inilah yang merupakan direct learning yang langsung
berisi materi dan proses pembelajaran dalam Kompetensi Dasarnya. KD yang
ada di KI 1 dan KI 2 tidak memiliki materi pokok, karena materi
pokoknya ada di KD di KI 3. KD di KI 1 dan KI 2 dicapai melalui materi
di KI 3 dan Proses di KD pada KI 4 (Akumulasi dari KI 3 dan KI4. KD yang
ada di KI 3 mencakup semua pengetahuan yang harus dimiliki. KD yang ada
di KI 4 merupakan langkah-langkah pembelajaran.
Kompetensi Dasar KI 1 dan 2 merupakan akumulasi dari KD yang ada di
KI 3 dan KI 4. Kompetensi Dasar di KI 3 linier dengan KD yang ada di KI
4, jumlah KD di KI 3 sama dengan jumlah KD di KI 4 (KD 3.1 link dengan
KD 4.1, KD 3.2, link dengan KD 4.2, dst). Materi Pokok dalam KD 3.1
pembelajarannya di KD 4.1). Jika ada 5 KD di KI 3 (pengetahuan), maka
seharusnya ada 5 KD di KI 4 (tahapan proses pembelajar-an). Namun,dalam
kasus tertentu, KD di KI 3 bisa jadi tidak linier (korespondensi
satu-satu) dengan KD yang ada di KI 4 karena langkah-langkah
pembelajaran pada KD di KI 4 mencakup beberapa KD yang ada di KI 3.
Artinya, satu KD di KI 4 dapat mencakup beberapa KD di KI 3.
Dengan contoh singkat ini --karena keterbatasan ruang --maka jelas
kurikulum 3013 tidak membebani guru di luar mata pelajaran agama untuk
mengajarkan agama. Mengapa? Karena KI1 dan KI 2 yang berlaku umum itu
tidak mengajarkan materi secara pengetahuan, akan tetapi sikap dan nilai
(indirect learning). Sehingga sikap jujur, disiplin, ketaatan beragama,
tanggung jawab dan berbudi pekerti baik tidak hanya menjadi tanggung
jawab guru agama dan guru PKN, akan tetapi semua guru.
- Tri Marhaeni Pudji Astuti, Guru Besar Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Unnes, anggota Tim Penyusun Kurikulum Mata Pelajaran Antropologi
Sumber : http://www.suaramerdeka.com
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori
Artikel
dengan judul
Memahami Paradigma "Indirect Learning"
. Jika kamu suka, jangan lupa like dan bagikan keteman-temanmu ya... By :
Gudang Makalah
Ditulis oleh:
Unknown
-
Belum ada komentar untuk " Memahami Paradigma "Indirect Learning" "
Posting Komentar